Siapa kau? Kau.. Kau ji hyun, kau jihyun?” ucap Han Kang memastikan ucapannya untuk dirinya sendiri. Ji Hyun yang tengah meminjam tubuh Yi Kyung tentu saja terkejut. Bagaimana Han Kang tau. Dengan gugup, Yi Kyung berkata “Apa yang kau katakana?” Han Kang geram, “Di Jinan, saat di aula music, kau menyanyikan lagu itu dengan nada renda. Aku melihatmu memainkan piano dan bernyanyi.” Han Kang meninggikan suaranya. Yi Kyung memegang Liontin tearsnya, ia berkata pada dirinya sendiri, “Dia melihatku? Kapan dia melihatku?”
Han Kang menyentak Yi Kyung, “Piano.. Lagu itu, kelakuanmu, sikapmu dan semua ekspresimu, semuaany menyerupai Ji Hyun.” Yi Kyung panic, ia semakin memegang erat liontin tearsnya. Ia takut kalau tiba-tiba liontin itu pecah, Karena keberadaan dirinya yang sebenarnya, “Mengganti nada seperti in, dan bernyanyi Trot (*sebuah lagu klasik korea*) selama kau mengetahui nadanya dan bagaimana cara memainkan piano, semua orang bisa melakukan hal itu. Dan lagi, ini juga merupakan lagu popular. Bahkan lagu ini dibuat versi prancisnya. ” ucap Yi Kyung mengalihkan pembicaraan.
Han kang meninggikan suaranya “bukan itu yang aku ingin tegaskan, tapi perasaan ini.” Yi Kyung kembali berkata “Ini sungguh bodoh, aku lulusan dari Chuncheon. Sebelum aku lulus dari SMA, aku tinggal di Chuncheon. Aku hanya pindah ke Seoul saat aku memulai kuliah. Jinan. Aku bahkan tidak tau tempat itu dimana. Jadi, bagaimana bisa kau mengira aku ini orang yang kau maksud? Itu tidak masuk akal?”
Han kang menjawab, ia benar-benar mulai gila dengan pemikirannya sendiri, “Aku tau, ini tidak mungkin, tapi perasaan ini. Aku merasakan perasaan ini. Meskipun kau bukan Shin Ji Hyun, tapi kenapa aku merasa kalau kau adalah Shin JI Hyun?”
Paman datang dan melihat dari kejauhan, ia mencoba menghentikan Han Kang. “Ah, suasana sangat menyenangkan. Ah Yi Kyung, kau tidak tau kalau sekarang kami tutup?” Tanya Paman.
Han Kang pergi begitu saja. Yi Kyung memperhatikan kepergian han kang. Lalu paman melanjutkan perkataannya, “tidak ada yang pernah menyentuh piano ini.” Yi Kyung baru mengetahui hal itu, ia lalu meminta maaf, “maafkan aku. Aku memainkannya tanpa mengetahui hal itu.” Paman berkata seraya tersenyum, “Ia pasti sangat marah. Ibu kang yang meninggalkan piano ini untuknya, ibunya sudah meninggal. Hanya benda ini yang bisa mengingatkannya pada ibunya. ” Yi Kyung mengerti.
Yi Kyung memutuskan untuk pulang, tiba-tiba ia menghentikan langkahnya tepat di depan pintu restaurant. Seperti jodoh, han kang juga melakukan hal yang sama, ia berdiri bersebelahan tak jauh dari tempat Yi Kyung berdiri. Keduanya tidak saling menyadari keberadaannya masing-masing. Yi Kyung berkata pada dirinya sendiri, “Han Kang, bagaimana kau mengetahuinya. Ini tidak masuk akal. Kalau Han Kang sampai mencurigai hal ini, apa yang harus aku lakukan sekarang?” Han Kang pun berkata pada dirinya sendiri, “Mungkin aku sudah gila.”
Han Kang dan Yi Kyung secara bersama berjalan ke satu arah dan mereka saling berpapasan. Keduanya hanya saling menatap, tapi agar identitas Ji Hyun yang sebenarnya tidak terungkap, Yi Kyung berkata, “Sepertinya aku mengingatkanmu pada temanmu.” Han Kang menjawab sekenanya, “Ya. Kau sangat mirip dengannya. ” Yi Kyung mengangguk, lalu ia pamit untuk pergi, “Aku pergi.” Tapi Han Kang segera menahan kepergian Yi Kyung, sebelum Yi Kyung pergi, Han Kang meminta nomor teleponnya.
Han Kang kemudian bertanya tentang kenapa kemarin Yi Kyung pergi begitu saja. “Kenapa kau seperti itu kemarin. Apa sesuatu terjadi di rumahmu?” Yi Kyung menjawab, “Aku hanya merasa tidak enak badan, jadi aku harus beristirahat.” Han Kang menjawab, “kau tidak dirumah kemarin.” Yi Kyung penasaran “Apa kau kemarin ke rumahku?” Yi Kyung mengingat sesuatu, ia ingat kalau kemarin ada seseorang yang mengetuk pintu rumah Song Yi Kyung unnie saat unnie tidak ada. Han Kang berkata “kau pergi begitu saja saat itu seperti tengah terburu-buru.”Yi Kyung berkata pada dirinya sendiri “Kenapa kau begitu mengkhawatirkan Song Yi Kyung seperti ini, tapi melalui tubuh song yi kyung ini, bahkan dia bisa merasakan kehadiranku.” Ucap Yi kyung kemudian ia beranjak pergi tanpa memperdulikan han kang.
Seperginya dari restaurant Han Kang, Yi Kyung mengunjungi toko roti milik Seo Woo. Ia tengah memilih beberapa roti kesukaan ayahnya, tapi kemudian Seo Woo datang. Seo Woo menawarkan Yi Kyung beberapa roti lezat, “Kau orang pertama yang menyicipi roti baru ini.” Ucap Seo Woo yang duduk berhadapan dengan Yi Kyung.
Yi Kyung tersenyum, ia teringat masa-masannya saat ia dan Seo Woo duduk di tempat itu bersama-sama. Karena Seo Woo penasaran tentang In Jung lalu ia mulai bertanya pada YI Kyung. Seo Woo bertanya bagaimana termos miliknya ada di tangah Yi Kyung. Yi Kyung berusaha untuk tidak mengatakan hal yang sebenarnya, Yi Kyung menyuruh Seo Woo untuk bertanya langsung pada In Jung.
Keadaan ayah Ji Hyun semakin memburuk, saat sedang berbincang dengan istrinya, Ayah Ji Hyun tiba-tiba terlihat pucat, pandangan mata rabun dan tiba-tiba ia kejang-kejang. Ibu Ji Hyun sangat panic melihat hal itu.
Saat ayah ji hyun tengah kesakitan, Min Ho dan In Jung malah sedang menikmati kebersamaan mereka. Mereka berbincang dan tertawa satu sama lain seolah tidak terjadi apa-apa, lalu In Jung berkata “Oppa, jangan berbicara tentang rumah sakit atau tentant Ji Hyun di depanku. Aku sangat ingin melupakan segalanya. Dan juga, aku akan segera mengajukan surat pengunduran diriku besok.” Min Ho berkata, “besok?”
In Jung menjelaskan alasannya kenapa ia sangat ingin keluar dari perusahaan ayah Ji Hyun, “Semenjak kejadian ganjil beberapa waktu lalu, tentang stempel yang jatuh begitu saja. Beberapa karyawan mengatakan kalau hal itu adalah ulah hantu. Rumor ini sudah menyebar ke seluruh kantor. Bahkan saat aku berada di toilet, aku sangat merasa risih dengan hal ini.”
Yi Kyung memutuskan untuk mengunjungi ayahnya di rumah sakit. Ia akan berpura-pura menjadi teman Ji Hyun. Yi Kyung juga tidak lupa membawa roti kesukaan ayahnya. Tapi, sesampainya di rumah sakit, Yi Kyung malah mendapati ayahnya tergeletak lemah di samping dirinya. Yi Kyung menangis, hatinya berkata “Ayah kenapa kau seperti ini? Semua ini karena aku, kau menjadi lelah.”
Yi Kyung terus menangis. Melihat keadaan ayahnya seperti itu, Yi kyung memutuskan mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan ayahnya. Saat hendak keluar dari rumah sakit, kebetulan, secara kebetulan, Yi Kyung berpapasan dengan Min Ho. Min ho menatap cemas kewajah Yi Kyung yang terlihat pucat.
Yi Kyung menatap kesal kepada Min ho ia berkata pada dirinya sendiri, “Kang Min Ho, kau masih punya nyali untuk datang ke tempat ini? Kau datang Karena pembatalan peresmian surat wasiat itu?” Min ho benar-benar cemas pada YI Kyung, ia bertanya “Kau kenapa? Apa kau sakit?” Tanya Min Ho seraya menahan tangan Yi Kyung, Yi kyung berkata sinis pada Min Ho, “Lepaskan tanganku.” Yi Kyung lalu menarik paksa tangannya dan pergi begitu saja, tanpa menghiraukan min ho yang masih memandang kepergiannya.
Min Ho datang ke rumah sakit dengan alasan untuk menjenguk Ji Hyun, tapi ia malah mendapati ayah Ji Hyun tergeletak sakit. Mau tidak mau, Min ho harus mengatakan hal yang sebenarnya. Ia dan Ibu Ji Hyun berbicara tentang masalah kesehatan ayah Ji Hyun. Tanpa diketahui siapapun, Yi Kyung ternyata kembali ke rumah sakit dan ia berusaha untuk mengintai Min Ho. Dari balik dinding yang tidak jauh dari Min ho dan ibu Ji hyun, Yi Kyung mendengar pembicaraan mereka.
Saat mendengar ucapan Min ho kalau ayah ji hyun terkena tumor otak, Ibu Ji Hyun tidak bisa menahan tangisnya, berbeda dengan Yi Kyung. Yi Kyung malah menganggap perkataan Min ho sebagai omong kosong belaka.
Setibanya di rumah, Seo Woo benar-benar bertanya langsug pada In Jung. Tapi, In jung tetap berusaha keras untuk menutupi hubungannya dengan Min Ho. Karena kesal, Seo Woo berkata, “Aku tau siapa lelaki yang kau sukai. Kemarin aku mengikutimu saat kau keluar dan pergi ke taman bersama seorang pria. Pria itu sangat mirip seperti minho.” Ucap Seo Woo, perkataan Seo Woo ini membuat In Jung gugup. Seo Woo terlalu berpikiran positive, jelas-jelas kemarin ia melihat In Jung berbicara serius bersama Min ho.
Keesokan harinya, Roh Ji Hyun menunggu ke datangan Yi Kyung yang asli. Sudah waktunya tapi Yi Kyung belum juga pulang. Ji Hyun tentu saja gelisah, masih banyak hal yang harus ia lakukan. Alhasil, lagi-lagi Ji Hyun meminta bantuan Scheduler. Ia menelpon scheduler,
“Unni belum pulang.” Rengek Ji Hyun.
Scheduler langsung berkata, “Lalu apa yang kau ingin aku lakukan? Sudah aku katakana beberapa kali, kalau kehidupan wanita itu lebih menjadi prioritas utama.”
“Aku tau, tapi bisakah kau menunjukkanku dimana ia berada sekarang.”
Scheduler malah meneriaki Ji Hyun “Kenapa? Kenapa? Kenapa? Kenapa? Kenapa? KENAPA?”
“Kenapa kau selalu marah ke padaku?” Tanya JI Hyun polos. “Apa aku sudah melakukan kesalahan?”
“No... no, no, no, no, NOPE! It's not completely your fault, tapi karena kau selalu meminta bantuanku, aku jadi harus mendapat hukuman..”
Mendengar kalau schedulernya mendapat hukuman setelah membantu Ji Hyun, Ji Hyun lalu meminta maaf dengan sungguh-sungguh, “Maafkan aku mengenai hal itu. Tapi itu lebih baik, kalau aku mengetahui dimana Unni berada. Dan apa yang tengah ia lakukan, bisakah kau mengecek keberadaan unni Song Yi Kyung untuku?” Mendengar permintaan Ji Hyun, scheduler menggelengkan kepalnya, “Dengar. Aku tidak bisa melakukan hal itu. Jadi jangan hubungi aku lagi.” Ucap Scheduler sebelum ia benar-benar menghilang.
Han Kang masih sangat penasaran dengan siapa Yi Kyung sebenarnya, kenapa ia bisa merasakan kehadiran Ji Hyun saat bersama Yi Kyung. Dan semua pertanyaan itu hampir membuat Han Kang gila.
Yi Kyung belum juga pulang, karena ia harus melakukan pemeriksaan. Sebuah pemeriksaan otak.
Yah, kenangan terindah Yi kyung akhirnya terkuak ^_^
Sepulang dari dokter, Yi Kyung bertemu dengan han kang. Tentu saja han kang menyangka kalau Yi KYung itu adalah Jihyun yang tengah meminjam tubuh Yi Kyung. Karena tidak merasa mengenal Han Kang.. Yi Kyung tidak terlalu mempedulikan keberadaannya.
Ibu Ji Hyun mengundang Seo Woo dan In Jung untuk datang ke rumahnya. Ibu Ji Hyun ingin meminta pada Seo Woo dan In Jung untuk membujuk ayah Ji Hyun agar mau di operasi. Keduanya terlihat sangat shock saat mengetahui kalau Ayah Ji Hyun terserang penyakit tumor otak. Terutama In Jung, seluruh tubuhnya gemetaran.
Setelah keluar dari rumah Ji Hyun, In Jung langsung memberikan alasan kalau ia tidak bisa menjenguk Ji Hyun atau membujuk ayah Ji Hyun untuk melakukan opearasi. In Jung berkata pada Seo Woo bahwa ada pertemuan yang lebih penting ketimbang permasalahan yang baru saja ibu Ji Hyun katakan.
Minho mengadakan pertemuan dengan kolega gelapnya. Mereka membicarakan tentang perusahaan Ayah JiHyun. Min ho memutuskan untuk tidak memakai strategi kebangkrutan. Karena bagaimana pun juga, Ayah Ji Hyun akan memberikan semua harta warisannya pada dirinya.
Kesal dengan Min ho, Ji Hyun yang meminjam tubuh Yi Kyung memutuskan untuk datang mengendap-endap ke rumah Min ho. Kali ini ia harus berhasil menemukan dan mengetahui nomor password dari brankas tersembunyi Min Ho. Yi Kyung masuk ke dalam rumah Min Ho dengan password yang sudah diketahuinya. Kemudian ia mengendap-endap masuk ke dalam kamar Min ho. Kebetulan saat itu tidak ada siapapun di rumah Min ho. Ji Hyun mencoba semua nomor password dari mulai ulang tahun Min Ho, ulang tahun ibunya min ho, ulang tahun in jung, tapi tidak ada satupun nomor yang berhasil membuka brankas.Dan parahnya, belum sempat brankas terbuka, tiba-tiba Min Ho kembali ke rumah. Yi Kyung panic, ia kemudian berpura-pura tengah membersihkan kamar min ho. Yi kyung keluar dari kamar dan ia langsung berpapasan dengan Min Ho. Yi Kyung berpura-pura kaget melihat kedatangan Min ho, mereka saling bertemu di depan kamar Min Ho. “Kau mengagetkanku.” Ucap Yi Kyung, ia membawa selimut yang berantakan. Pertanyaan pertama yang dilontarkan oleh Min ho saat melihat orang asing seperti Yi kyung di dalam rumahnya adalah “Apa yang kau lakukan di sini?” Yi Kyung menjawab, “Sebenarnya aku berusaha untuk membersihkan ruanganmu diam-diam, tapi ternyata aku malah ketahuan.” Min ho menjawab ,”membersihkan diam-diaam?” YI Kyung mengangguk, “Aku sebenarnya datang untuk mengembalikan kunci rumahmu. Waktu itu, aku pergi begitu saja tanpa terlebih dulu mengembalikannya.”
Beberapa menit kemudian, janji In jung untuk menemui Min ho di rumahnya terpenuhi. In Jung datang ke tempat Min ho dan membuat Min ho panic. Ia akhirnya menyuruh Yi kyung untuk masuk ke dalam kamar, “Jangan keluar dan tetap di sini. Dan jangan bergerak.” Ucap Min Ho pada Yi kyung. Yi Kyung mengangguk.
Min ho keluar kamar dan menyuruh In Jung untuk membicarakannya di dalam mobil. In Jung menolak, “Oppa. Kenapa kau tidak mengatakannya padaku? Ayah JiHyun memiliki tumor otak. Kenapa kau tidak menceritakannya padaku?” Min ho khawatir kalau Yi Kyung diam-diam mendengarkan apa yang mereka bicarakan, “In Jung dengarkan aku.” In Jung menahan rasa kesalnya, “Oppa, aku sudah mengetahui semuanya. Aku tahu kenapa ayah Ji Hyun menandatangani surat wasiatnya har ini. Tapi kenapa kau tidak mengatakannya padaku.”
Di dalam kamar, Jiwa JI Hyun yang berada di dalam tubuh Yi Kyung sangat terkejut. Dengan sekuat tenanga ia mencoba untuk menahan tangisnya. Scene mengharuskan yang buat emosi penontonnya campur aduk.
Untuk menenangkan In Jung, Min Ho memeluk In jUng, ia meminta In Jung agar tenang. Tapi in jung malah berkata, “Ini tidak sesuai dengan yang telah direncanakan. Jangan memikirkan dirimu sendiri, pikirkan juga tentang aku. Ambil keputusan yang menguntungkanku juga, oppa. Jadi, biarkan perusahaan bangkrut, dan biarkan semuanya berjalan sesuai dengan yang sudah direncanakan.”
“kita akan membereskannya segera. Jadi, tunggu sini, aku harus mengganti pakaianku.” Ucap Min Ho seraya mendudukkan In Jung di sofa.
Min ho masuk ke dalam kamar, ia disambut dengan pandangan kebencian dari Yi Kyung. Yi Kyung tahu, jati dirinya sebagai Ji Hyun tidak boleh diketahui oleh siapapun, terlebih oleh Min ho. Yi Kyung member isyarat kalau ia tidak akan mengatakan pada siapapun. Yi Kyung berjalan kea rah belakang pintu dan membelakangi minho, minho mengambil berkasi HS President Oh di dalam brankasnya. Yi Kyung memperhatikan Min ho secara diam-diam untuk mengetahui nomor brankas itu.
Setelah Min ho dan In Jung keluar dari rumah, Yi kyung mulai menangisi semuanya. Ia memanggil-manggil nama ayahnya. Dan tidak bisa berhenti menangis. Beberapa waktu kemudian, entah kenapa Yi Kyung malah berjalan kearah restaurant Han Kang.
Ia duduk dengan pikiran kosong, han kang dan paman yang melihat hal itu, membuat mereka merasa kasian pada yI Kyung. Terlebih, han kang, yang otaknya hampir tertekan karena belum bisa memecahkan teka-teki tentang Yi Kyung dan JI Hyun, teka-teki yang sebagian cluenya sudah Han Kang dapatkan.
Han Kang menghampiri Yi Kyung dengan membawa secangkir minuman panas untuk Yi Kyung. Han Kang menanyakan kenapa dan ada apa, apa hal yang membuat Yi Kyung terlihat murung seperti itu. Yi kyung tidak mungkin mengatakan hal yang sebenarnya terjadi, jadi ia memilih untuk pergi dan tidak mengatakan hal yang sebenarnya pada Han Kang.
Seo Woo tidak suka dengan sikap In Jung yang mulai mengabaikan kepentingan sahabat mereka yaitu Ji Hyun. Seo Woo kesal, kenapa In Jung menolak untuk datang ke rumah sakit dan memohon pada ayah Ji Hyun untuk segera melakukan operasi, In Jung malah lebih memilih untuk mengurusi urusannya sendiri, Seo Woo berkata “aku jadi ingin tau, seperti apa pria yang kau sukai itu, seberapa menawannyakah dia sampai kau melupakan apa yang seharusnya seorang sahabat lakukan.”
In Jung mulai risih bila harus membicarakan tentang JI Hyun, akhirnya ia mengakui apa yang sebenarnya ia rasakan, “Aku tidak menyukai Ji Hyun.” Ucap In Jung. Seo Woo yang mendengar hal itu langsung terkejut, menatap tidak percaya ke arah In Jung, “Aku membencinya. Bukankah aku memiliki hak untuk melakukan hal itu?” Tanya In Jung. Seo Woo lalu berkata “Hey, In Jung. Kenapa kau jadi seperti ini?”
“Kau selalu menyukai JI Hyun bukan?” Tanya In Jung menatap sinis kea rah Seo Woo. Seo Woo menjawab “tentu saja. Ji Hyun tidak ingin berpisah dengan kita, jadi ia tinggal bersama kita sendirian selama sebulan di Jinan. Kenapa kau tiba-tiba membenci Yi Kyung?”
In Jung menjawab “Shin Ji Hyun berpikir kalau dunia selalu berputar di sekelilingnya. Bahkan saat ia tidur, ia berpikir kalau dunia pun akan berhenti berputar.” Jawaban yang belum mampu menjawab rasa penasaran Seo Woo, kenapa alasan In Jung membenci Ji Hyung. “Jadi apa? Apa dia melakukan hal yang menyakitkan padamu?” Tanya Seo Woo.
Yi Kyung berusaha untuk dapat bertemu dengan scheduler, dan akhirnya mereka bertemu. Scheduler yang sedang bersantai merasa terusik melihat kedatangan Yi Kyung, “Lagi, seorang yang tidak diundang muncul.” Yi Kyung datang dengan marah-marah, “Apa yang sebenarnya kau maksud dengan tangisan murni itu?”
Scheduler menjawab, “Kau sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud air mata murni itu?” Yi Kyung menjawab, “Aku sudah mencari orang-orang yang mencintaiku. Apa sebenarnya maksud dari air mata murni itu? Mereka sangat mencintaiku, tapi itu mungkin kalau rasa cinta mereka tidak diutarakan lewat tangisan.” Scheduler menatap kasian kea rah Yi Kyung, “Air mata itu adalah hal yang paling murni dari perasaan manusia. Manusia akan menangis kalau perasaan yang tengah mereka rasakan sangat kuat. Entah itu saat mereka merasa sangat bahagia atau saat mereka merasa terlalu sedih. Terlalu lemah, terlalu kuat. Dan yang lainnya.”
Scheduler berbicara serius, “Meskipun ada air mata kesedihan yang palsu atau air mata yang tidak murni, kita bisa membedakannya diantar mereka. Kau selalu saja menyalahkan orang lain. Apa kau pernah menangis untuk orang lain dengan mengeluarkan air mata yang murni?”
Yi Kyung terkesiap, “Menangis dengan 100 persen air mata murni?” Scheduler menekankan kata-katanya, “Apa? Kau, shin ji Hyun. Bisakah kau menangis karena orang lain dan mengeluarkan air mata yang 100 persen murni.” Yi Kyung berkata dengan keras, “Bisa, bisa, bisa.. tentu saja aku bisa.” Scheduler menggelengkan kepalanya, ia menarik nafas panjang dan berkata, “Untuk alasan seperti ini aku merasa sangat tidak menyukai manusiA. Mereka selalu merasa kalau diri mereka adalah pribadi yang sangat baik.”
Yi kyung lalu bertanya “Katakan padaku sejujurnya, adakah seseorang yang benar-benar mencintaiku? ” Dengan cepat Scheduler meneriaki Yi Kyung, “Bagaimana aku tahu? Hal itu aku tidak tahu.” Yi kyung menahan tangis, “Aku merasa sangat lelah.”
Scheduler sepertinya mengerti apa yang tengah dirasakan oleh Yi Kyung, Scheduler berkata “Hati manusia gampang sekali untuk berubah, itu lah kenapa mereka disebuah special. Tidak ada sesuatu hal di dunia ini yang abadi. Cinta lalu kebencinan. Panas lalu menjadi dingin. Marah lalu menjadi merasa bangga. Ketidakcocokan berubah menjadi pengertian.” Kata-kata Scheduler itu membuat Yi Kyung menyadari satu hal, kalau semuanya engga abadi.
Han Kang semakin tidak mengerti dengan apa yang terjadi, ia masuk ke dalam restaurant. Han Kang disambung oleh Yi Kyung asli dan mereka saling bertatapan, “Song.. Yi Kyung?” Tanya Han Kang dengan ragu. Yi Kyung yang tidak tau apa-apa berkata, “Ya, itu aku.” Han Kang kembali bertanya “Apa kau benar Song Yi kYung?” Yi Kyung menyadari sesuatu, “bukankah kau menanyakan hal yang sama seperti itu kemarin. Apa kau mengetahuiku?” Han Kang terkejut dengan respon yang ia terima dari Yi Kyung. Han kang pergi begitu saja tanpa menghiraukan Yi Kyung.
Han Kang menemui pamannya, ia menjelaskan semuanya pada paman. Han Kang juga memberi tahu paman, kalau Yi Kyung memiliki batas waktu selama 48 hari. Paman terkejut, ia juga pernah mendengar kalau ada satu kisah yang berkaitan dengan 49 hari tapi bukan 48 hari.
Ji Hyun memikirkan semuanya, semua usahanya untuk mendapatkan air mata murni itu, tentang bagaimana keadaan keluarganya, tentang ayahnya, tentang rival dan sahabatnya yang sekarang jadi rival dan tentang siapa yang sebenarnya benar-benar mencintainya. Dan Ji Hyun sampai di keputusan finalnya, ia benar-benar memilih untuk menyerah. Ji Hyun sudah lelah dengan semua yang terjadi, menyerah jadi salah satu alternative terbaik menurutnya.
Ji Hyun berkata pada Yi Kyung sebelum ia meminjam tubuhnya untuk yang terakhir kali. “Unni, selama ini, terimakasih. Maafkan aku. Semuanya berakhir seperti ini. Aku harus pergi. Aku tahu, kalau aku terus menunggu dan teru mencoba semuanya akan percuma. Tidak ada seorang pun yang benar-benar mencintaiku. Aku harus hidup seperti ini. Ah benar.. Aku tidak dapat menepati janji ku padamu unnie. Aku belum bisa menemukan Song Yi Soo.” Ji Hyun mulai menangis. “Unni jaga dirimu baik-baik.”
Ji Hyun menggunakan pakaian terbaik milik Yi Kyung. Ia lalu pergi ke restaurant han kang, membagikan beberapa cendera mata untuk karyawan restaurant itu. Yi Kyung menemui Han Kang, ia memberikan surat pengunduran dirinya. Han Kang jelas tidak terima dengan surat pengunduran diri Yi Kyung itu. Ia bertanya, “Apa alasanmu melakukan hal ini.” Yi kyung menjawab, “aku akan pergi jauh, ke tempat yang sangat jauh.” Tempat jauh yang dimaksud Yi Kyung ini, Han Kang kira adalah rumah Min ho.
“Tunggu.. tunggu.. tunggu sebentar..” pinta Yi kyung, ia mencoba menahan amarah Han Kang. “Berikan aku waktu untuk berbicara. 3 menit.. Tidak tidak.. 2 menit. 1 menit?” Yi Kyung melanjutkan perkataannya, “Seseorang pernah mengatakan, kalau cinta membuat seseorang terlbat dalam kesalahpahaman, karena itu disebabkan oleh sedikitnya rasa sakit. Kalau kau mencintai seseorang, bahkan kalau kau merasa hal itu hanya salah paham, kau tidak akan menjelaskannya. Kau tidak mau menyakiti orang itu. Kau lebih baik diam dam membiarka orang itu agar tidak terluka, meski kau tahu semua itu hanya salah paham.” ucap Yi KYung sebelum ia pergi.
Yi Kyung pergi menuju rumah sakit, tapi ia tidak melihat ayah dan ibunya di rumah sakit. Perawat mengatakan kalau ibu dan Ayah Ji Hyun berada di rumah. Yi Kyung lalu menuju rumahnya, tapi setibanya di rumah, setelah masuk ke dalam rumah, tanpa sengaja ia mendapati percakapan antara ayah dan ibunya tentang operasi tumor otak.
Di restaurant, Paman dan Han Kang menemukan stempel milik JI Hyun.
Yi kyung bertambah bersedih, ia segera pergi dari rumah dan berjalan di tengah kerumunan banyak orang. Yi Kyung menangis dan terus menangis, sampai ia mengatakan permintaan terakhirnya "Please God,save me.I want to be alive.I really want to live." Dan tring!! Finally JI Hyun mendapat air mata murni pertamanya. Dari siapakah? Dari Han Kang kah?
bersambung....
Credit : (thank you to http://recap-koreandrama.blogspot.com/ dan kak Elok!!)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar