Januari 10, 2011

[Sinopsis] Baker King Episode 20 part 2




Ma Joon mencoba untuk mencampurkan racun ke dalam minuman Tak Goo, tekad bulatnya itu tiba-tiba terhenti karena kedatangan Jin Gu. Jin Gu datang dengan mengagetkan Ma Joon, lalu Ma Joon buru-buru menyimpan formula racunnya di belakang badannya.
"Tae Jo." panggil Jin Gu.
Jin Gu menutup pintu dan itu kesempatan bagi Ma Joon untuk menaruh formula racunnya ke dalam saku baju.



"Ada apa Jin Gu hyung?" tanya Ma Joon gugup.
"Apa yang terjadi antara kau dengan Tak Goo?" tanya Jin Gu.
"Tidak. Kenapa kau menanyakan hal itu."
"Karena hubungan kalian berbeda dari hari-hari sebelumnya."
"Itu hanya rumor belaka." ucap Ma Joon seraya menaruh kembali minuman Tak Goo di meja. Kemudian Ma Joon hendak pergi keluar tapi Jin Gu menahan tangannya.



"Merasa tersaingi dan menganggapnya saingan hanya akan membuat hidupmu hancur." ucap Jin Gu dengan masih mencengkram tangan Ma Joon.
"Kenapa kau berbicara seperti itu?" tanya Ma Joon menatap sinis pada Jin Goo.
"Kalau kau mengambil sesuatu dari yang bukan milikmu maka kau akan kalah dua kali lipat." jawab Jin Gu. "Kau hanya terbawa oleh rasa dendam dan kebencian yang ada didirimu dan pada akhirnya kau akan kalah. Kau tidak akan pernah bisa mengalahkannya. Kim Tak Goo berbeda denganmu."


"Jadi kau ingin mengatakan kalau Tak Goo itu sangat istimewa. Itulah kenapa Master Pal Bong dan keluarganya ada di sini, mereka hanya memperhatikan Tak Goo? Benarkah?" tanya Ma Joon dengan penuh kemarahan.
"Bukan begitu maksudku." jawab Jin Gu datar.
"Lihat saja hasil dari kompetisi ini, aku akan membuktikan kalau Tak Goo tidak ada apa-apanya." Ma Joon menarik tangannya dari cengkraman tangan Jin Gu. Ma Joon lalu keluar dari ruangan.



Tak Goo sedang membeli kaset recorder untuk Ma Joon. Ia mengeluarkan uang kemudian menghitung jumlah uang itu. Tak Goo rela mengeluarkan uang yang baginya sangat besar, hanya untuk mengganti kaset recorder milik Ma Joon. Oh My Tak Goo baik sekali dirimu.






Tak Goo berjalan pulang, hari itu gerimis ia menggunakan payung. Kemudian Tak Goo melihat seorang kakek dengan pakaian lusuh di depan toko roti Pal Bong. Kakek tua itu menatap tajam penuh dendam ke arah toko, di tangannya terdapat batu. Tak Goo menghampiri kakek itu dan bertanya, "Kakek apa kau datang untuk membeli roti?" tanya Tak Goo ramah.
Kakek itu menatap Tak Goo dan ia segera pergi. Tak Goo menatap heran ke arah kakek itu, kemudian ia berjalan masuk ke rumah.





Tapi, sebelum masuk ia bertemu dengan Ma Joon.
Tak Goo menyapanya, "Oh, Tae Jo. Kau akan pergi keluar?"
Ma Joon berbalik ke arah Tak Goo, "Ya." kemudian Ma Joon menyerahkan selembar kertas berisi alamat.
"Aku rasa kita perlu makan siang bersama." ucap Ma Joon.
"Aigoo."
"Datanglah ke alamat itu jam 2."
Tak Goo heran dengan sikap Ma Joon, tanpa berpikiran buruk Tak Goo menyanggupinya, "Ok.. Aku tidak akan telat."



Tak Goo sampai di rumah, Jin Gu sedang memeriksa air minum Tak Goo. Ia mencium bau dari air itu, ternyata Jin Gu juga menaruh firasat bahwa Ma Joon akan melakukan hal yang tidak baik pada Tak Goo. Karena ragu dengan kemurnian air minum Tak Goo. Jin Gu lalu membuangnya.









Ma Joon menjemput Yu Kyung, mereka benar-benar akan ke gathering keluarga Ma Joon. Yu Kyung keluar dari rumahnya dengan pakaian dan dandanan yang sangat cantik. Ma Joon terdiam, ia terpesona.. Hahaa.. Lucu liat muka Ma Joon.
"Apa ini cocok?" tanya Yu Kyung tanpa tersenyum. "Apa aku pantas untuk menemui keluargamu dengan pakaian seperti ini?"
Ma Joon menyembunyikan rasa kekagumannya, "Kita akan telat." ucap Ma Joon seraya membukakan pintu mobil. Yu Kyung masuk ke dalam mobil, barulah saat menutup pintu Ma Joon tersenyum.



Seluruh keluarga sudah berkumpul di sebuah restaurant mewah. Mereka hanya tinggal menunggu Ma Joon yang belum datang.
"Bagaimana dengan Ma Joon?" tanya Ibu Ma Joon.
"Aku telah menghubunginya, dan ia mengatakan kalau saat ini ia sedang sibuk mempersiapkan segala hal untuk ujian." jawab Ja Kyung.
Ibu Ma Joon mengangguk mengerti.
Hari itu, Presdir tidak bisa datang.



Tak berapa lama kemudian Ma Joon datang,"Ibu aku datang." ucap Ma Joon memberi salam.
Ibu Ma Joon tersenyum, "Sepertinya ayahmu tidak bisa datang saat ini. Apa yang kau lakukan, kemarilah duduk." pinta Ibu Ma Joon.
"Aku membawa seseorang." ucap Ma Joon.
"Siapa?" tanya Ibu.
Dan jeng jeng.. Yu Kyung masuk ke dalam ruangan itu dengan anggun. Pihak keluarga Ma Joon terkejut bukan kepalang melihat kehadiran Yu Kyung.





"Dia adalah pacarku." ucap Ma Joon.
Ma Joon memberikan ruang untuk Yu Kyung agar ia bisa duduk, "Duduklah." pinta Ma Joon dengan lembut pada Yu Kyung.
Yu Kyung memberi hormat, ia membungkuk kemudian duduk.



Di  luar restaurant. Tak Goo menepati janjinya untuk makan siang bersama Ma Joon. Tak Goo sama sekali tidak tau, apa yang tengah direncanakan Ma Joon.
Tak Goo menatap takjub pada restaurant besar itu, "Apa benar ini tempatnya? Ini sangat bagus." ucap Tak Goo tersenyum lebar.



Suasana menjadi sangat tegang dan kaku. Ibu Ma Joon terus menatap kesal pada Yu Kyung.
"Ma Joon, jelaskan padaku semua ini." ucap Ibu Ma Joon.
"Sudah aku katakan sebelumnya bahwa ia adalah pacarku. Aku memperkenalkannya padamu. Aku dan Yu kyung sudah serius."
Ibu Ma Joon geram, ia berkata pada Yoo Kyung, "Sebaiknya kau keluar."
Yu Kyung menjawab, "Aku bukan lagi pegawaimu."


Ja Kyung berkata, "Ma Joon sebaiknya kau membawa Yu Kyung keluar dari sini."
"Kenapa? Bukankah ini acara keluarga? AKu sudah menyempatkan untuk datang. Bukankah sebaiknya kita makan terlebih dulu?" jawab Ma Joon.
"Apa kau menginginkan suasana menjadi tegang seperti ini?" ucap Ja Kyung.
"Apa maksudmu, Noona. Bukankah memang seperti ini suasana di rumah kita?"
"Cukup! Semua diam!" Ibu Ma Joon menghentikan semuanya. "Baiklah, Ja Kyung. Suruh pelayan untuk menyediakan makanan." Ibu Ma Joon menyembunyikan rasa depresinya.

"Sebentar. Ada seseorang lagi yang akan datang." kata Ma Joon.
Yu Kyung melihat ke arah Ma Joon, ia tidak mengerti, siapa lagi yang akan datang.





Beberapa saat kemudian, pelayan membukakan pintu dan berkata, "tamu sudah datang."
Tak Goo masuk.  "Tae Jo-..." kata-katanya terputus saat melihat orang-orang yang ada dihadapannya. Tak Goo tertegun, lidahnya kelu.
"Ibu karena kau sudah pernah bertemu dengannya, sepertinya aku tidak harus mengenalkannya lagi padamu. Noona, kau bisa menyapanya. Dia adik kecilmu, Kim Tak Goo."







Ja Kyung dan Ja Rim terkejut, "Apa? Tak Goo."
"Bukankah ini pertemua keluarga? Tak Goo kemarilah dan duduk. Kita duduk bersama sebagai keluarga. Oh, Kenapa kau tidak menyapanya?" tanya Ma Joon pada Yu Kyung.
Yu Kyung menatap marah pada Ma Joon.
"Shin Yu Kyung kenapa kau tidak menyapanya?" ulang Ma Joon.


Tak Goo semakin diam, saat tau Yu Kyung pun ada di tempat itu. Kasian Tak Goo.



Mi Sun tengah berlatih membuat kue. Ia heran kenapa Ma Jun dan Tak Goo tidak ada di dapur, bukankah sebentar lagi ujian akan dimulai.




Ibu Ma Jun berdiri dan menggebrak meja, "Ma Jun, atas dasar apa kau melakukan ini. Setelah selesai semuanya, pulanglah dan jelaskan!" ucap Ibu Ma Jun dengan nada tinggi.
Ibu Ma Jun keluar ruangan, ia melewati Tak Goo. Ibu Ma Jun menatap sinis ke arah Tak Goo dan Yu Kyung, seraya berkata, "orang-orang rendahan."

Tak Goo diam, ia shock, terkejut dan tak tau harus berbuat apa. Air mata Tak Goo tertahan. Ja Ri dan Ja Kyung mengikuti Ibunya, mereka juga keluar. Ja Kyung hanya menatap biasa ke arah Tak Goo. Tapi, Ja Rim berusaha untuk menyapanya, "sudah lama sekali tidak bertemu." ucap Ja Rim pelan.





Ibu Ma Jun kesal, "Ibu, ibu sudahlah.." Ja Kyung menenangkan.
"Semua ini karena Ma Jun.." ucap Ibu Ma Jun kesal.
"Kau bisa memarahinya saat pulang nanti." jawab Ja Kyung.
"Kau lihat Tak Goo? Bagaimana bisa, dia dimasukkan ke dalam kartu keluarga kita? Dan bahkan ayahmu menyuruhnya untuk bekerja di perusahaan." Ibu Ma Jun kesal bukan kepalang.
"Apa?" Ja Kyung dan Ja Rim terkejut mendengarnya.
"Ibu, sebenarnya ayah..." Ja Kyung mencoba menjelaskan perihal ayahnya.



Mendengar hal itu, Ibu Ma Jun pergi ke kantor manager Han. Emosinya meledak, "Katakan padaku yang sebenarnya terjadi?! Katakan?! Dia kecelekaan dan menghilang?" ucap Ibu Ma Jun.
"Ya. Memang terjadi kecelakaan dan ia menghilang." jawab manager Han.
"Ini bukan. Ini bukan ulahmu, benar?"
Manager Han terdiam. "Kau bilang kau tidak akan menyesali apapun yang akan lakukan. Aku melakukan yang terbaik sesuai dengan keadaan." ucap Manager Han tanpa rasa bersalah.
Ibu Ma Jun seketika itu juga menampar Manager Han. "Bagaimana bisa kau melakukan itu padanya? Siapa yang menyuruhmu untuk menggaggunya?? Temukan dia sekarang juga. Mengerti." Ibu Ma Jun menahan tangisnya. Tidak ia sangka, suaminya dicelakakan oleh orang kepercayaannya sendiri. "Kalau sampai kau tidak menemukannya aku tidak akan membiarkanmu begitu saja."


Presdir masih terbaring, ia terbangun karena igauannya sendiri. Presdir terbangun setelah teringat tentang kecelekaan dan orang-orang yang sudah menolongnya. Dadanya masih terasa sakit tapi Presdir memaksakan diri tetap berjalan untuk mengetahui dimana ia sekarang. Presdir berjalan pelan keluar kamar, ia melihat secangkir teh yang sudah disiapkan. Kemudian ia berjalan ke luar, ke halaman. Dari kejauahn Presdir melihat Ibu Tak Goo di taman itu. Ibu Tak Goo membelakangi presdir.

Karena rasa penasarannya, Presdir menghampiri wanita itu. Perlahan, ia mendekatinya. Kemudian tanpa sengaja, Presdir melihat cincin yang dikenakan oleh Ibu Tak Goo [cincin itu adalah milik ibu presdir yang diberikan kepada ibu tak goo.] Merasa yakin kalau itu adalah ibu Tak Goo, presdir memanggilnya pelan, "Apa itu kau?"


Perlahan Ibu Tak Goo berbalik ke arah Presdir. Presdir terkejut dan juga bahagia ternyata Ibu Tak Goo masih hidup. "Kau masih hidup?"
"Iya." jawab Ibu Tak Goo.
"Thanks God." Presdir amat sangat bersyukur, ia tidak mengira, ia bisa bertemu kembali dengan orang yang dicintainya.

Presdir mendekati Ibu Tak Goo, kemudian dengan lembut ia memeluk Ibu Tak Goo. Rasa bersalah dan rindu menyelimuti hati Presdir. Ia benar-benar bersyukur bisa bertemu dengan Ibu Tak Goo lagi.


Di restaurant, Tak Goo dan Yu Kyung terdiam, tidak ada yang memulai berbicara. Dengan nada menantang, Ma Jun berkata pada Yu Kyung, "Baiklah. Tidak ada yang berbicara diantara kalian. Kalau begitu, ayo kita pergi Yu Kyung." Ma Jun berdiri dari duduknya. Tapi Yu Kyung tetap diam, "Kau tidak mau pergi?" tanya Ma Jun lagi. Akhirnya Yu Kyung berdiri dan berjalan ke luar ruangan.


"Yu Kyung.." panggil Tak Goo. Panggilan Tak Goo menghentikan langkah Yu Kyung.
Tak Goo menahan air matanya, "Katakan padaku Yu Kyung kalau semua yang terjadi saat ini tidak benar. Katakan padaku. Aku hanya percaya pada ucapanmu, aku hanya akan mendengar apa yang kau katakan. Aku tidak akan menghiraukan semua yang mereka katakan. Aku hanya percaya padamu. Semua yang terjadi ini tidak benar? Semua ini tidak benar-benar terjadi?" Tak Goo hanya ingin mendengar semuanya langsung dari Yu Kyung.
Yu Kyung terbata, "Maafkan aku." ucapnya kemudian pergi begitu saja meninggalkan Tak Goo.




Ma Jun berkata pada Tak Goo, "Sepertinya kau sudah mulai mengerti tentang semua ini. Sebelumnya aku sudah mengatakan padamu tapi kau juga tidak mempercayai semua perkataanku. Sekarang kau melihatnya sendiri. Kau bilang kau kakaku. Jadi, kau juga harus memberikan wanita yang kau cintai pada adikmu juga." ucap Ma Jun lalu pergi meninggalkan Tak Goo.



Tak Goo terpaku, ia tidak percaya, orang yang ia sayangi harus berkata seperti itu. Ia tidak percaya, selama 2 tahun Tak Goo berjuang untuk membuat roti demi Yu Kyung, tapi Yu Kyung malah memilih Ma Jun. Satu-satunya alasan ia dapat berdiri tegar adalah Ibunya dan Yu Kyung. Oh My Tak Goo, plis jangan nangis.. T.T
Tak Goo memanggil nama Yu Kyung dengan keras, "Yu Kyung!!"



Suara Tak Goo terdengar oleh Yu Kyung, Yu Kyung menghentikan langkahnya. Ma Jun berkata pada Yu Kyung, "Kalau kau menyerah, kau bisa kembali."
Yu Kyung menahan tangisnya, dan ia berbalik ke arah Ma Jun "Kau sudah merencanakan semua ini? Apa kau merasa senang sekarang? Apa kau pikir dengan melakukan hal ini kau bisa mengalahkan Tak Goo?"


Di rumah, Ibu Mi Sun menemukan formula racun di saku baju Ma Jun yang akan dicucinya. Ia memberitahukan apa yang ia temukan. Semua anggota keluarga berpikiran kalau itu adalah obat langka yang dimiliki oleh Ma Jun.

Ma Jun datang dan segera mengambil formula itu, ia membuat alasan kalau itu adalah formula untuk obat demam. Semua anggota keluarga percaya dengan apa yang dikatakan oleh Ma Jun.

Ma Jun masuk ke kamarnya kemudian menemukan sebuah bungkusan kaset recorder yang dibelikan Tak Goo untuknya. Ma Joon membuka bungkusan dan mengeluarkan recorder yang masih tersegel.

Mi Sun berada di pintu, ia berkata, "Tak Goo yang membelikan itu untukmu. Dia menghabiskan 85000 untuk membeli yang baru. Aku yakin kau mengerti tanpa harus terlebih dulu aku jelaskan, tentang betapa banyaknya uang itu bagi Tak Goo. Tak Goo memang bodoh." Ma Jun kesal tapi juga kasian pada Tak Goo. Ia mencoba untuk tidak menangis. "Tak Goo bodoh. Bahkan ia sama sekali tidak tau kalau ada hal yang terpenting bagi hidupnya yang sudah diambil darinya. Dia memang bodoh. Dia malah menghamburkan uangnya yang didapat dengan kerja keras untuk membelikan itu."

Ma Jun terdiam.. Ia membuka recorder dan menyalakannya, ada rekaman suara Tak Goo di recorder itu. "Ma Joon kau tau, aku sangat senang membuat roti bersamamu di tempat ini. Aku benar-benar sangat bahagia."

Ma Jun memejamkan matanya, "Orang bodoh.." ucapnya. Ma Jun mulai merasa bersalah. Tapi, egonya tetap menguasainya.




Pagi harinya, seperti biasa, seluruh pembuat roti berkumpul. Tak Goo tidak ada dalam barisan itu. Ayah Mi Sun menanyakan Tak Goo pada Ma Joon. Ma Joon bilang kalau Tak Goo semalaman tidak pulang.

Mi Sun tanpa sengaja memperhatikan sekelilingnya dan ia melihat Tak Goo tergeletak tak sadarkan diri di lantai. Mi Sun panik dan menjerit, "Tak Goo!!"

Semua orang lalu menolong Tak Goo, Tak Goo di bawa ke kamar. Ibu Mi Sun dan Mi Sun menjaga Tak Goo. Mi Sun mengecek panas badan Tak Goo, "Ia demam." ucap Mi Sun. Ibu Mi sun jadi teringat formula yang ia temukan di saku baju Ma Joon.


Ibu Mi Sun percaya apa yang dikatakan Ma Joon, kalau obat itu adalah obat demam. Langsung saja Ibu Mi Sun mencari obat itu di laci meja Ma Joon dan menemukannya. Ia menyuruh Mi Sun untuk meminumkan obat itu pada Tak Goo agar demamnya segera turun. Tanpa mengetahui kalau obat itu adalah racun, Mi Sun menuangkan formula racun itu ke sendok.



Di lantai bawah, Paman mengatakan kalau Ibu Mi Sun sangat pandai, jadi ia berpikir kalau Ibu Mi Sun pasti akan menggunakan obat demam milik Ma Joon. Ma Joon yang mendengar hal itu langsung terkejut. Ma Joon berlari dengan cepat ke kamar, ia berusaha untuk mencegah agar obat itu tidak diminum oleh Tak Goo.

Tapi, Ma Joon terlambat. Mi Sun sudah meminumkan obat itu pada Tak Goo.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
"...감사합니다 gamsahabnida..."


"Kalo Tulisannya tidak terbaca/kelihatan, di sorot aja ya!!!"

Cute Polka Dotted Pink Bow Tie Ribbon



Gratisan Musik