Ma Jun teringat perkataan pedagang bahwa orang yang minum racun Seol Bing akan kehilangan indra perasa untuk selamanya. Ma Jun bergegas lari ke kamar untuk mencegah agar "obat"nya tidak diminum, tapi terlambat!! karena Mi Sun sudah menyuapkan "obat" itu ke mulut Tak Gu. Tak Gu yang setengah sadar melihat ke arah Ma Jun dan kemudian tertidur. Ma Jun shock melihat Tak Gu menelan “obat” itu, hati Ma Jun : Ini bukan yang kuinginkan. Ini takdirmu, Kim Tak Gu. (hiks hiks.. nasib Tak Gu kayak Jang Geum nih kaciaannn…) Kakek yang melihat Ma Jun lari-lari merasa cemas [pada Tak Gu].
Tanpa mereka ketahui, kalau di luar Pal Bong Bakery ada kakek-kakek yang mengamati toko roti itu dengan pandangan menusuk. (Who is he? Lets wait and see ^^)
Presdir yang sudah agak baikan ngobrol dengan Kim Mi Sun.
Presdir : Kau pasti sangat menderita.
Kim Mi Sun : Tidak, Nyonya Besar meninggalkan begitu banyak cinta untukku. Langit juga pasti sudah membantu atau mungkin aku beruntung sehingga bisa makan dan bertahan hidup tanpa banyak kesulitan.
Presdir mengerti, lalu Kim Mi Sun menanyakan kabar Tak Gu, Presdir kaget mendengar pertanyaan Kim Mi Sun, tapi dia menjawab kalau Tak Gu baik-baik saja. Kim Mi Sun meyakinkan lagi, “Benarkah? Apa dia baik-baik saja?”. “Ya, dia baik-baik saja”,jawab Presdir. (Kim Mi Sun ini mengetes Presdir, dia kan tahu situasi di rumah Presdir dari info Bibi Gong. Jadi Kim Mi Sun tahu kalau Tak Gu tidak tinggal di rumah itu lagi sejak 14 tahun yang lalu, tapi yang tidak diketahui Bibi Gong adalah Presdir sudah menemukan Tak Gu)
Kim Mi Sun : Tentu saja. Jika aku tidak percaya kalau Anda akan membesarkannya dengan baik bagaimana bisa aku meninggalkan anak yang masih kecil tinggal di sana sendirian. Bukan begitu?
Presiden merasa tersindir dengan kata-kata Kim Mi Sun dan dia mengakui kalau dia tidak dapat memenuhi beberapa janjinya dengan baik, tapi dia akan berusaha untuk membayar semuanya. Kim Mi Sun lalu cerita kalau di malam Nenek meninggal, Bibi Gong menemukan baju Nyonya Seo yang basah dan ada seorang pegawai rumah yang melihat kalau malam itu, Manager Han dan Nyonya Seo juga ada di rumah workshop. Presdir tercengang mendengar kata-kata Kim Mi Sun.
Presdir : Kau pasti sangat menderita.
Kim Mi Sun : Tidak, Nyonya Besar meninggalkan begitu banyak cinta untukku. Langit juga pasti sudah membantu atau mungkin aku beruntung sehingga bisa makan dan bertahan hidup tanpa banyak kesulitan.
Presdir mengerti, lalu Kim Mi Sun menanyakan kabar Tak Gu, Presdir kaget mendengar pertanyaan Kim Mi Sun, tapi dia menjawab kalau Tak Gu baik-baik saja. Kim Mi Sun meyakinkan lagi, “Benarkah? Apa dia baik-baik saja?”. “Ya, dia baik-baik saja”,jawab Presdir. (Kim Mi Sun ini mengetes Presdir, dia kan tahu situasi di rumah Presdir dari info Bibi Gong. Jadi Kim Mi Sun tahu kalau Tak Gu tidak tinggal di rumah itu lagi sejak 14 tahun yang lalu, tapi yang tidak diketahui Bibi Gong adalah Presdir sudah menemukan Tak Gu)
Kim Mi Sun : Tentu saja. Jika aku tidak percaya kalau Anda akan membesarkannya dengan baik bagaimana bisa aku meninggalkan anak yang masih kecil tinggal di sana sendirian. Bukan begitu?
Presiden merasa tersindir dengan kata-kata Kim Mi Sun dan dia mengakui kalau dia tidak dapat memenuhi beberapa janjinya dengan baik, tapi dia akan berusaha untuk membayar semuanya. Kim Mi Sun lalu cerita kalau di malam Nenek meninggal, Bibi Gong menemukan baju Nyonya Seo yang basah dan ada seorang pegawai rumah yang melihat kalau malam itu, Manager Han dan Nyonya Seo juga ada di rumah workshop. Presdir tercengang mendengar kata-kata Kim Mi Sun.
Presdir pulang ke rumah dan mengamati para pembantunya, suara Kim Mi Sun terngiang : Anda mungkin penasaran, apa saja yang diketahui oleh kami [PRT] Kenyataannya, kami mengetahui apa yang terjadi dalam rumah itu lebih dari yang Anda pikirkan. (bener juga ya, seringkali pembantu justru lebih tahu keadaan rumah dan penghuninya daripada sang majikan itu sendiri)
Nyonya Seo sangat cemas mendengar laporan Manager Han kalau belum ada kabar dari suaminya. Nyonya Seo marah-marah karena Manager Han belum juga berhasil menemukan suaminya, dia menyuruh Manager Han dan Ja Kyung untuk segera mencari Presdir. “Aku di sini”,seru Presdir mengejutkan mereka semua. Nyonya Seo langsung menyongsong suaminya dan memberondongnya dengan pertanyaan-pertanyaan, namun Presdir hanya terdiam dan menatap tajam Manager Han. Manager Han keki. Presdir baru menjawab kalau dia baik-baik saja setelah Ja Kyung yang bertanya.
Nyonya Seo memeluk presiden dengan rasa rindu, tapi Presdir langsung mendorong bahu istrinya itu dan bilang kalau dia lelah dan perlu istirahat, lalu pergi meninggalkan mereka. Nyonya Seo lagi-lagi kecewa dengan penolakan Presdir (kalau yang ini aku kasian juga sama Nyonya Seo soalnya dia beneran cinta sama Presdir tapi perhatiannya selalu ditolak mentah-mentah)
Nyonya Seo memeluk presiden dengan rasa rindu, tapi Presdir langsung mendorong bahu istrinya itu dan bilang kalau dia lelah dan perlu istirahat, lalu pergi meninggalkan mereka. Nyonya Seo lagi-lagi kecewa dengan penolakan Presdir (kalau yang ini aku kasian juga sama Nyonya Seo soalnya dia beneran cinta sama Presdir tapi perhatiannya selalu ditolak mentah-mentah)
Ja Rim heran karena ayahnya bilang ingin istirahat tapi justru masuk ke kamar nenek. Presdir memandangi pigura foto nenek. Nyonya Seo menyusul suaminya dan juga melihat pigura nenek, dia merasa khawatir dan takut.
Kim Mi Sun : "Jangan takut Nyonya Muda. Ini hanya permulaan saja".
Kim Mi Sun : "Jangan takut Nyonya Muda. Ini hanya permulaan saja".
Mi Sun J datang ke kamar Tak Gu dan membawakannya bubur. Dia membangunkan Tak Gu yang masih tidur, Tak Gu membuka matanya. Mi Sun lalu memeriksa kening Tak Gu,"Demammu sudah turun. Apa kau bisa duduk?". "Apa yang terjadi?", tanya Tak Gu setelah dia duduk. Mi Sun menjawab,"Kau tidak ingat? Kau pingsan di bakery pagi ini. Kau idiot".
Mi Sun lalu menyuapi Tak Gu untuk makan bubur, dia menyodorkan sendok ke mulut Tak Gu,"Sini aa...". Tapi Tak Gu tidak juga membuka mulutnya, dia tidak berselera makan,"Aku tidak mood makan". Mi Sun :"Jangan makan dengan mood-mu, tapi makanlah dengan mulutmu. Kau harus memaksa dirimu sendiri. Kau perlu mengisi perut untuk bisa mengembalikan kekuatanmu. Ayo aahh...". Tak Gu tetap tidak mau makan.
Mi Sun akhirnya meletakkan mangkok buburnya dan bertanya,"Jika kau tidak mau makan, apa kau mau mati? Jika memang seburuk itu hingga mau mati, kenapa kau tidak menahannya? Kenapa kau tidak mengatakan padanya untuk tidak pergi dan menahan dia?". Tak Gu menoleh terkejut ke arah Mi Sun. Mi Sun menarik nafas menjelaskan,"Kau mengigau sepanjang tidurmu, mengatakan pada Yu Kyung untuk tidak pergi". Tak Gu kembali sedih mendengar kata-kata Mi Sun. Mi Sun menguatkannya,"Jangan tunjukkan raut muka itu, seperti hidup ini sudah berakhir saja. Kau mungkin terluka saat ini, tapi kau harus menghapusnya dan bangkit kembali. Kau juga punya banyak hal untuk dilakukan. Kau harus menemukan ibumu, menjadi seorang baker dan kau harus lolos kompetisi tahap kedua. Jadi ayo makanlah! Aahh...". Tak Gu menoleh ke arah Mi Sun. Mi Sun membujuk lagi,"Makan dan pulihkan kekuatanmu. Kau harus makan untuk bangkit dan memulihkan kekuatanmu kembali. Kau perlu kekuatan itu untuk mengambil kembali Yu Kyung, iya kan?". Tak Gu tersentuh dan termotivasi dengan ucapan Mi Sun, akhirnya dia mau membuka mulutnya dan makan bubur itu.
Mi Sun tersenyum senang,"Ahh... Tak Gu anak baik...". Dia menyuapkan sendok bubur lagi ke mulut Tak Gu. Setelah suapan kedua itu Tak Gu menyadari sesuatu dan bertanya,"Bubur apa ini?". Mi Sun :"Apa maksudmu dengan bubur apa? Ini adalah bubur kacang pinus. Aromanya memenuhi seluruh ruangan ini". Tak Gu terkejut, dia segera mengambil mangkok bubur dari tangan Mi Sun dan membauinya, tapi Tak Gu tak merasakan aroma apapun. Mi Sun bertanya khawatir,"Ada apa? Apa ada yang aneh?". Tak Gu tak menjawab pertanyaan Mi Sun dan meminta sendok di tangan Mi Sun. Tak Gu makan bubur itu dan mencoba merasakannya, tak ada... dia makan lagi dan lagi, dia sadar sekarang,"Aku tidak bisa. Aku tidak bisa merasakan apapun. Aku tidak bisa mencium apapun". Mi Sun meraba kening Tak Gu lagi,"Ini aneh, demammu padahal sudah hilang".
Tak Gu langsung keluar kamar, berlari ke bawah menuju kulkas. Tak Gu mengambil dan menciumi semua makanan yang ada di kulkas, mencoba merasakannya, tapi dia tidak merasakan dan membaui apapun. Mi Sun khawatir dengan kelakuan Tak Gu,"Tak Gu ya... Apa yang terjadi?". Tak Gu terguncang :"Apa yang salah denganku? Aku tidak bisa merasakan apapun. Aku tidak bisa mencium bau apapun. Aku tidak bisa merasakan apa-apa, Mi Sun...".
Mi Sun lalu menyuapi Tak Gu untuk makan bubur, dia menyodorkan sendok ke mulut Tak Gu,"Sini aa...". Tapi Tak Gu tidak juga membuka mulutnya, dia tidak berselera makan,"Aku tidak mood makan". Mi Sun :"Jangan makan dengan mood-mu, tapi makanlah dengan mulutmu. Kau harus memaksa dirimu sendiri. Kau perlu mengisi perut untuk bisa mengembalikan kekuatanmu. Ayo aahh...". Tak Gu tetap tidak mau makan.
Mi Sun akhirnya meletakkan mangkok buburnya dan bertanya,"Jika kau tidak mau makan, apa kau mau mati? Jika memang seburuk itu hingga mau mati, kenapa kau tidak menahannya? Kenapa kau tidak mengatakan padanya untuk tidak pergi dan menahan dia?". Tak Gu menoleh terkejut ke arah Mi Sun. Mi Sun menarik nafas menjelaskan,"Kau mengigau sepanjang tidurmu, mengatakan pada Yu Kyung untuk tidak pergi". Tak Gu kembali sedih mendengar kata-kata Mi Sun. Mi Sun menguatkannya,"Jangan tunjukkan raut muka itu, seperti hidup ini sudah berakhir saja. Kau mungkin terluka saat ini, tapi kau harus menghapusnya dan bangkit kembali. Kau juga punya banyak hal untuk dilakukan. Kau harus menemukan ibumu, menjadi seorang baker dan kau harus lolos kompetisi tahap kedua. Jadi ayo makanlah! Aahh...". Tak Gu menoleh ke arah Mi Sun. Mi Sun membujuk lagi,"Makan dan pulihkan kekuatanmu. Kau harus makan untuk bangkit dan memulihkan kekuatanmu kembali. Kau perlu kekuatan itu untuk mengambil kembali Yu Kyung, iya kan?". Tak Gu tersentuh dan termotivasi dengan ucapan Mi Sun, akhirnya dia mau membuka mulutnya dan makan bubur itu.
Mi Sun tersenyum senang,"Ahh... Tak Gu anak baik...". Dia menyuapkan sendok bubur lagi ke mulut Tak Gu. Setelah suapan kedua itu Tak Gu menyadari sesuatu dan bertanya,"Bubur apa ini?". Mi Sun :"Apa maksudmu dengan bubur apa? Ini adalah bubur kacang pinus. Aromanya memenuhi seluruh ruangan ini". Tak Gu terkejut, dia segera mengambil mangkok bubur dari tangan Mi Sun dan membauinya, tapi Tak Gu tak merasakan aroma apapun. Mi Sun bertanya khawatir,"Ada apa? Apa ada yang aneh?". Tak Gu tak menjawab pertanyaan Mi Sun dan meminta sendok di tangan Mi Sun. Tak Gu makan bubur itu dan mencoba merasakannya, tak ada... dia makan lagi dan lagi, dia sadar sekarang,"Aku tidak bisa. Aku tidak bisa merasakan apapun. Aku tidak bisa mencium apapun". Mi Sun meraba kening Tak Gu lagi,"Ini aneh, demammu padahal sudah hilang".
Tak Gu langsung keluar kamar, berlari ke bawah menuju kulkas. Tak Gu mengambil dan menciumi semua makanan yang ada di kulkas, mencoba merasakannya, tapi dia tidak merasakan dan membaui apapun. Mi Sun khawatir dengan kelakuan Tak Gu,"Tak Gu ya... Apa yang terjadi?". Tak Gu terguncang :"Apa yang salah denganku? Aku tidak bisa merasakan apapun. Aku tidak bisa mencium bau apapun. Aku tidak bisa merasakan apa-apa, Mi Sun...".
Tak Gu konsultasi ke dokter. Dokter mengatakan bahwa dia tidak yakin dengan apa yang terjadi pada Tak Gu, tapi sepertinya Tak Gu sudah meminum obat yang menyebabkan Ageusia [kehilangan fungsi perasa lidah]. Tak Gu merasa heran karena dia merasa tidak pernah minum obat apapun. Dokter : "Jika kau sakit, mungkin kau akan kehilangan indra perasa dan penciumanmu dan kau tidak akan sembuh dalam satu hari seperti ini. Aku kira ini adalah gejala karena obat, bukan karena sakit". Tak Gu langsung bertanya penuh harap,"Dokter, anda bisa menyembuhkanku kan? Aku ada kompetisi yang penting dalam seminggu ini. Aku tidak bisa membuat roti dalam kondisi begini". Ucapan dokter membuat Tak Gu semakin terpuruk,"Aku tidak bisa memberimu prognosis sekarang. Aku akan memberimu resep, minumlah selama seminggu kemudian kita periksa kondisimu".
Tak Gu keluar dari ruangan dokter dengan lesu, Mi Sun memanggil Tak Gu dan menanyakan hasilnya. Tak Gu mencoba menutupi kondisinya dari Mi Sun [agar Mi Sun tidak cemas],"Dokter bilang... itu semua karena aku sedang sakit demam, dia mengatakan bahwa aku akan segera sembuh dalam satu dua hari". Mi Sun tersenyum lega mendengar penuturan Tak Gu,"Aku benar-benar khawatir karena kukira ada sesuatu yang serius". Tak Gu ikut tersenyum dan berpesan pada Mi Sun untuk tidak mengatakan apapun pada keluarga karena mereka akan cemas. Mi Sun mengerti. Setelah Mi Sun pergi, Tak Gu kembali terdiam lesu,"Jika aku tidak bisa membuat roti, lalu apa yang harus kulakukan? Yu Kyung..."
Tak Gu keluar dari ruangan dokter dengan lesu, Mi Sun memanggil Tak Gu dan menanyakan hasilnya. Tak Gu mencoba menutupi kondisinya dari Mi Sun [agar Mi Sun tidak cemas],"Dokter bilang... itu semua karena aku sedang sakit demam, dia mengatakan bahwa aku akan segera sembuh dalam satu dua hari". Mi Sun tersenyum lega mendengar penuturan Tak Gu,"Aku benar-benar khawatir karena kukira ada sesuatu yang serius". Tak Gu ikut tersenyum dan berpesan pada Mi Sun untuk tidak mengatakan apapun pada keluarga karena mereka akan cemas. Mi Sun mengerti. Setelah Mi Sun pergi, Tak Gu kembali terdiam lesu,"Jika aku tidak bisa membuat roti, lalu apa yang harus kulakukan? Yu Kyung..."
Ma Jun memandangi botol racun Seol Bing dan menggenggamnya erat, dia lalu membuang botol itu ke tempat sampah di PBB. Jin Gu ternyata mengawasi Ma Jun dan dia melihat curiga ke arah tempat sampah.
Tak Gu membuka simpanan adonannya di lemari fermentasi, dia mencoba membaui adonan itu, tapi Tak Gu tetap tak mencium apapun, bahkan saat dia mencuil sedikit, dia juga tidak bisa merasakan apapun. Ma Jun mengintip apa yang dilakukan oleh Tak Gu , dia kemudian mendekati Tak Gu dan bertanya,"Apa yang kau lakukan? Kenapa? Ada sesuatu yang tidak bekerja?". Tak Gu tidak ingin merusak suasana hatinya lagi, karena itu dia tidak banyak menanggapi pertanyaan Ma Jun dan pergi dari situ.
"Aku tidak tahu bahwa Shin Yu Kyung ternyata sangat berarti untukmu. Putus dengannya sangat menyakitkan hingga cukup membuatmu pingsan dan demam. Tapi kau sungguh berbesar hati, benar kan?", tanya Ma Jun menghentikan Tak Gu. Tak Gu masih berusaha pura-pura cuek, tapi Ma Jun belum berhenti,"Kenapa kau tidak menyerah sekarang, Kim Tak Gu? Kau kehilangan wanita mu dan kau juga kehilangan indra perasamu. Bisakah kau melanjutkan kompetisi dengan kondisimu yang sekarang?". Tak Gu tersentak mendengar ucapan Ma Jun yang mengetahui kalau dia telah kehilangan indra perasanya,"Kau... bagaimana kau tahu?".
Ma Jun mendekati Tak Gu berhadapan dengannya, tersenyum sinis dan berujar,"Apa kau sudah lupa? Aku mengatakan padamu untuk melakukan semua yang diperlukan dan aku juga mengatakan padamu, aku akan melakukan hal yang sama". Tak Gu tidak percaya ini. Ma Jun :"Sejujurnya aku tidak berencana sampai sejauh ini. Tapi setelah melihat bahwa ini semua sudah terjadi tanpa campur tanganku, aku pikir... Kim Tak Gu ini adalah nasibmu. Sekarang, ini sudah berakhir untukmu". Tak Gu tercengang, nafasnya memburu, menahan amarah yang ada dalam hatinya, dia teringat kata-kata dokter tentang Ageusia. Ma Jun semakin memancing kemarahan Tak Gu,"Aku hanya mengatakannya padamu, tapi lebih baik kau tidak mengatakannya pada siapapun. Orang yang sudah meminumkan obat itu padamu adalah Yang Mi Sun. Dia adalah gadis yang baik tapi betapa dia akan menyalahkan dirinya sendiri dan terluka kalau dia mengetahui bahwa dia adalah orang yang memberikanmu obat itu". Tak Gu benar-benar marah, kesal dan geram pada Ma Jun, tapi dia tidak bisa menyakiti Ma Jun karena Ma Jun adalah adiknya.
Mi Sun yang ternyata mencuri dengar pembicaraan mereka, shock...
"Aku tidak tahu bahwa Shin Yu Kyung ternyata sangat berarti untukmu. Putus dengannya sangat menyakitkan hingga cukup membuatmu pingsan dan demam. Tapi kau sungguh berbesar hati, benar kan?", tanya Ma Jun menghentikan Tak Gu. Tak Gu masih berusaha pura-pura cuek, tapi Ma Jun belum berhenti,"Kenapa kau tidak menyerah sekarang, Kim Tak Gu? Kau kehilangan wanita mu dan kau juga kehilangan indra perasamu. Bisakah kau melanjutkan kompetisi dengan kondisimu yang sekarang?". Tak Gu tersentak mendengar ucapan Ma Jun yang mengetahui kalau dia telah kehilangan indra perasanya,"Kau... bagaimana kau tahu?".
Ma Jun mendekati Tak Gu berhadapan dengannya, tersenyum sinis dan berujar,"Apa kau sudah lupa? Aku mengatakan padamu untuk melakukan semua yang diperlukan dan aku juga mengatakan padamu, aku akan melakukan hal yang sama". Tak Gu tidak percaya ini. Ma Jun :"Sejujurnya aku tidak berencana sampai sejauh ini. Tapi setelah melihat bahwa ini semua sudah terjadi tanpa campur tanganku, aku pikir... Kim Tak Gu ini adalah nasibmu. Sekarang, ini sudah berakhir untukmu". Tak Gu tercengang, nafasnya memburu, menahan amarah yang ada dalam hatinya, dia teringat kata-kata dokter tentang Ageusia. Ma Jun semakin memancing kemarahan Tak Gu,"Aku hanya mengatakannya padamu, tapi lebih baik kau tidak mengatakannya pada siapapun. Orang yang sudah meminumkan obat itu padamu adalah Yang Mi Sun. Dia adalah gadis yang baik tapi betapa dia akan menyalahkan dirinya sendiri dan terluka kalau dia mengetahui bahwa dia adalah orang yang memberikanmu obat itu". Tak Gu benar-benar marah, kesal dan geram pada Ma Jun, tapi dia tidak bisa menyakiti Ma Jun karena Ma Jun adalah adiknya.
Mi Sun yang ternyata mencuri dengar pembicaraan mereka, shock...
Kakek memeriksa botol Seol Bing yang diberikan oleh Jin Gu,"Tae Jo memiliki ini?",tanya Kakek heran. Jin Gu membenarkan,"Ya guru. Aku kira Tak Gu sudah meminumnya karena mengira itu adalah obat demam". Melihat reaksi kakek yang terkejut, Jin Gu lalu menanyakan sebenarnya apa isi botol itu, Kakek :"Ini adalah ramuan racun yang disebut Seol Bing Cho. Ramuan ini berkemampuan untuk menghambat indra perasa dan penciuman. Jika dia banyak minum ramuan ini, Tak Gu mungkin tidak akan bisa membuat roti untuk sementara waktu". Kali ini Jin Gu yang kaget mendengar penjelasan kakek,"Tapi guru... bukankah kompetisinya jadi tidak berlaku?". Kakek lalu menanyakan siapa saja yang mengetahui tentang ramuan tersebut,"Sejauh ini hanya aku", jawab Jin Gu.
Kakek meminta Jin Gu untuk merahasiakan hal itu dari siapapun dan menjaga agar mereka berdua saja yang tahu. Jin Gu tidak terima, "Tapi Tae Jo yang melakukan ini, apakah anda hanya akan melihat saja?". Kakek :"Tak Gu adalah muridku, Tae Jo juga muridku. Kau harus memberi mereka satu kesempatan untuk mengatasi situasi sulit mereka sendiri dan juga kau harus memberikan kesempatan pada mereka untuk menebus kesalahan yang mereka buat. Untuk saat ini... Bagaimana jika kita lihat saja dua anak itu?". Jin Gu mengerti. Kakek melihat lagi botol ramuan Seol Bing itu dan menggumam,"Tae Jo... Bagaimana kau sampai melakukan tindakan ekstrim ini?".
Kakek meminta Jin Gu untuk merahasiakan hal itu dari siapapun dan menjaga agar mereka berdua saja yang tahu. Jin Gu tidak terima, "Tapi Tae Jo yang melakukan ini, apakah anda hanya akan melihat saja?". Kakek :"Tak Gu adalah muridku, Tae Jo juga muridku. Kau harus memberi mereka satu kesempatan untuk mengatasi situasi sulit mereka sendiri dan juga kau harus memberikan kesempatan pada mereka untuk menebus kesalahan yang mereka buat. Untuk saat ini... Bagaimana jika kita lihat saja dua anak itu?". Jin Gu mengerti. Kakek melihat lagi botol ramuan Seol Bing itu dan menggumam,"Tae Jo... Bagaimana kau sampai melakukan tindakan ekstrim ini?".
Presdir merenung di ruang kerjanya, mengingat laporan Manager Han tadi siang.
Flashback
Presdir menyuruh Manager Han untuk menyelidiki kecelakaan mobil yang dia alami beberapa hari lalu. "Kesimpulan dari investigasi menyatakan bahwa tidak ada masalah dengan rem mobilnya", lapor Manager Han siang itu. Presdir bertanya meyakinkan,"Kau bilang tak ada masalah?". Manager Han membenarkan,"Ya. Aku pikir pihak asuransi dan polisi menyimpulkan bahwa itu karena kesalahan mengemudi Anda". Presdir meyakinkan lagi,"Kesalahan mengemudiku? Itu saja?". Manager Han mengangguk. Presdir menatap lurus ke arah Manager Han dan mengingat kejadian malam itu dimana dia dikejar-kejar dua mobil yang tidak dikenalnya. Suara Kim Mi Sun terngiang dalam pikiran Presdir [Malam saat Nyonya Besar pingsan di tengah hujan, salah satu pembantu anda melihat Nyonya Muda dan Manager Han pergi ke rumah workshop. Kemudian, desas-desus tentang itu menyebar di sekitar rumah. Apa anda benar-benar tidak tahu?]
Flashback end
Presdir menyuruh Manager Han untuk menyelidiki kecelakaan mobil yang dia alami beberapa hari lalu. "Kesimpulan dari investigasi menyatakan bahwa tidak ada masalah dengan rem mobilnya", lapor Manager Han siang itu. Presdir bertanya meyakinkan,"Kau bilang tak ada masalah?". Manager Han membenarkan,"Ya. Aku pikir pihak asuransi dan polisi menyimpulkan bahwa itu karena kesalahan mengemudi Anda". Presdir meyakinkan lagi,"Kesalahan mengemudiku? Itu saja?". Manager Han mengangguk. Presdir menatap lurus ke arah Manager Han dan mengingat kejadian malam itu dimana dia dikejar-kejar dua mobil yang tidak dikenalnya. Suara Kim Mi Sun terngiang dalam pikiran Presdir [Malam saat Nyonya Besar pingsan di tengah hujan, salah satu pembantu anda melihat Nyonya Muda dan Manager Han pergi ke rumah workshop. Kemudian, desas-desus tentang itu menyebar di sekitar rumah. Apa anda benar-benar tidak tahu?]
Flashback end
Presdir mengambil telepon di mejanya dan menghubungi seseorang. Ternyata Presdir meminta Jin Gu untuk menemuinya di suatu tempat.
Jin Gu :"Apa yang membawa anda kemari Presdir?"
Presdir :"Sejujurnya, aku datang karena aku punya permintaan yang sulit. Maukah kau mempertimbangkan untuk bekerja denganku sekali lagi? Aku tahu, permintaan ini sulit untuk seseorang yang sudah membuang masa lalunya dan sekarang hidup dengan baik . Tapi aku berpikir tidak ada orang lain lagi yang bisa kupercaya dan kumintai tolong".
Jin Gu minta maaf, dia menolak tawaran Presdir,"Maafkan aku Presdir. Aku sudah puas dengan hidupku yang sekarang. Aku tidak ingin lagi terlibat dalam kehidupan orang lain". "Ini untuk Tak Gu. Ini bukan untukku, tapi untuk Tak Gu. Bisakah kau memenuhi permintaanku sekali lagi?", bujuk Presdir berharap. Jin Gu tampak memikirkannya.
Jin Gu :"Apa yang membawa anda kemari Presdir?"
Presdir :"Sejujurnya, aku datang karena aku punya permintaan yang sulit. Maukah kau mempertimbangkan untuk bekerja denganku sekali lagi? Aku tahu, permintaan ini sulit untuk seseorang yang sudah membuang masa lalunya dan sekarang hidup dengan baik . Tapi aku berpikir tidak ada orang lain lagi yang bisa kupercaya dan kumintai tolong".
Jin Gu minta maaf, dia menolak tawaran Presdir,"Maafkan aku Presdir. Aku sudah puas dengan hidupku yang sekarang. Aku tidak ingin lagi terlibat dalam kehidupan orang lain". "Ini untuk Tak Gu. Ini bukan untukku, tapi untuk Tak Gu. Bisakah kau memenuhi permintaanku sekali lagi?", bujuk Presdir berharap. Jin Gu tampak memikirkannya.
Sementara itu, Nyonya Seo juga sedang bicara berdua dengan Manager Han di taman rumah. Nyonya Seo masih merasa khawatir dengan kondisi Presdir,"Dia aneh. Di manakah dia selama tiga hari dua malam? Apa tidak ada tempat yang bisa kau pikirkan?". Manager Han menjawab ragu-ragu,"Ada satu tempat, tapi...". Nyonya Seo langsung mendesak Manager Han,"Di mana? Di manakah itu? Apakah itu wanita? Apakah dia punya wanita simpanan?". Jawaban Manager Han akhirnya menyentak Nyonya Seo,"Aku kira Kim Mi Sun sudah kembali. Menurutku Kim Mi Sun adalah orang yang selama ini mengirim surat kaleng. Aku juga menerima surat kaleng yang sama saat peringatan kematian mendiang Nyonya Besar". Nyonya Seo tak percaya ini,"Tapi kenapa kau baru mengatakannya sekarang?". "Aku ingin kau mempercayaiku meskipun aku tidak mengatakannya padamu", ucap Manager Han.
Nyonya Seo lalu menanyakan keberadaan Kim Mi Sun sekarang, sayangnya Manager Han juga tidak tahu,"Dia bersembunyi dengan sangat baik dan tidak pernah menunjukkan dirinya. Tapi bukannya tidak mungkin untuk menggiringnya keluar".
Nyonya Seo duduk sendirian di ruang tamu, menyusun rencana dalam otaknya, lalu berseru memanggil Bibi Gong. Bibi Gong datang tergopoh-gopoh, "Ya, Nyonya?". "Ambilkan aku segelas air", perintah Nyonya Seo. "Sudah berapa lama sejak kau ada di Geosung?", tanya Nyonya Seo pada Bibi Gong kemudian. Bibi Gong menjawab,"Aku datang saat aku berumur 16 tahun. Jadi, itu sudah 40 tahun". Nyonya Seo mengangguk paham,"Ya. Kau sudah menunjukkan kesetiaanmu dalam waktu yang lama". Bibi Gong tanpa curiga langsung menyambung,"Itu semua karena mendiang Nyonya Besar memberiku begitu banyak kebaikan. Jika bukan karena Nyonya Besar, aku dan keluargaku tidak akan bisa hidup seperti ini".
Nyonya Seo lalu menanyakan keberadaan Kim Mi Sun sekarang, sayangnya Manager Han juga tidak tahu,"Dia bersembunyi dengan sangat baik dan tidak pernah menunjukkan dirinya. Tapi bukannya tidak mungkin untuk menggiringnya keluar".
Nyonya Seo duduk sendirian di ruang tamu, menyusun rencana dalam otaknya, lalu berseru memanggil Bibi Gong. Bibi Gong datang tergopoh-gopoh, "Ya, Nyonya?". "Ambilkan aku segelas air", perintah Nyonya Seo. "Sudah berapa lama sejak kau ada di Geosung?", tanya Nyonya Seo pada Bibi Gong kemudian. Bibi Gong menjawab,"Aku datang saat aku berumur 16 tahun. Jadi, itu sudah 40 tahun". Nyonya Seo mengangguk paham,"Ya. Kau sudah menunjukkan kesetiaanmu dalam waktu yang lama". Bibi Gong tanpa curiga langsung menyambung,"Itu semua karena mendiang Nyonya Besar memberiku begitu banyak kebaikan. Jika bukan karena Nyonya Besar, aku dan keluargaku tidak akan bisa hidup seperti ini".
Nyonya Seo kemudian menyuruh Bibi Gong untuk melanjutkan pekerjaannya, Bibi Gong pamit ke belakang. Setelah Bibi Gong pergi [tapi masih dalam jarak dengar], Nyonya Seo mengambil telepon dan menghubungi Manager Han,"Manager Han, ini aku. Aku pikir aku harus bertemu dengan anak itu. Anak itu, Kim Tak Gu. Katakan padanya untuk menemuiku di Unamjung [Resto Korea yang terletak di luar kota Seoul] hari Sabtu pukul 14.00". Bibi Gong terkejut saat mendengar nama Kim Tak Gu disebut oleh Nyonya Seo. Nyonya Seo dari ujung matanya ternyata mengawasi gerak-gerik Bibi Gong.
Kim Mi Sun juga terkejut senang saat mendengar laporan Sekretaris Jang bahwa Nyonya Seo akan bertemu dengan Kim Tak Gu, karena itu artinya anak laki-lakinya itu masih hidup. (Ya mommy... anakmu itu masih hidup, tapi dia lagi sakit, hiks hiks...)
Kim Mi Sun langsung antusias, rencananya untuk menampakkan diri akan datang lebih cepat. Dr Yoon khawatir,"Jangan terlalu cepat menyimpulkan. Sepertinya ini sedikit mencurigakan, Mi Sun". Kim Mi Sun tidak mengindahkan kata-kata Dr. Yoon dan menanyakan lokasi pertemuan Nyonya Seo dengan 'Kim Tak Gu'.
Dr. Yoon masih khawatir, dia mengingatkan Mi Sun agar tidak terburu-buru mengambil keputusan,"Apa kau berencana untuk pergi sendirian? Tapi ini terlalu berbahaya jika kau pergi sendirian. Ini mungkin rencana Manager Han untuk menarikmu keluar. Setelah nona Jang dan aku memeriksa kebenarannya..." Belum selesai Dr. Yoon berucap, Kim Mi Sun sudah memotong kata-katanya,"Dia bilang anakku akan datang Dr. Yoon... Dia bilang Tak Gu-ku akan datang. Jika aku tidak pergi, lalu siapa lagi?". Dr. Yoon belum rela juga,"Kau masih bisa lari dari orang-orang itu". Kim Mi Sun kekeuh,"Aku bahkan pernah jatuh ke jurang. Aku kehilangan putraku dan menjalani hidup yang keras selama 14 tahun. Tidak ada lagi yang kutakuti. Masalah besar apa yang muncul jika aku lari dari orang itu?", ucap Kim Mi Sun dengan mata berkaca-kaca.
Kim Mi Sun lalu meminta Sekretaris Jang untuk mempersiapkan semuanya, akhirnya air mata di pelupuk matanya tak dapat ditahan lagi, Kim Mi Sun menangis bahagia bercampur sedih,"Tak Gu... Tak Gu-ku masih hidup? anakku... Tak Gu...".
Dr. Yoon masih khawatir, dia mengingatkan Mi Sun agar tidak terburu-buru mengambil keputusan,"Apa kau berencana untuk pergi sendirian? Tapi ini terlalu berbahaya jika kau pergi sendirian. Ini mungkin rencana Manager Han untuk menarikmu keluar. Setelah nona Jang dan aku memeriksa kebenarannya..." Belum selesai Dr. Yoon berucap, Kim Mi Sun sudah memotong kata-katanya,"Dia bilang anakku akan datang Dr. Yoon... Dia bilang Tak Gu-ku akan datang. Jika aku tidak pergi, lalu siapa lagi?". Dr. Yoon belum rela juga,"Kau masih bisa lari dari orang-orang itu". Kim Mi Sun kekeuh,"Aku bahkan pernah jatuh ke jurang. Aku kehilangan putraku dan menjalani hidup yang keras selama 14 tahun. Tidak ada lagi yang kutakuti. Masalah besar apa yang muncul jika aku lari dari orang itu?", ucap Kim Mi Sun dengan mata berkaca-kaca.
Kim Mi Sun lalu meminta Sekretaris Jang untuk mempersiapkan semuanya, akhirnya air mata di pelupuk matanya tak dapat ditahan lagi, Kim Mi Sun menangis bahagia bercampur sedih,"Tak Gu... Tak Gu-ku masih hidup? anakku... Tak Gu...".
Di Pal Bong Bakery Tak Gu tidak menyerah, dia masih mencoba berlatih dengan adonan yang disimpan di lemari fermentasi. Tak Gu mengeluarkan adonan itu, [mencoba] mencium baunya, membentuk adonan tersebut dan memanggangnya. Setelah matang, Tak Gu [masih berusaha mencoba] mencium roti itu, tapi dia tetap tak bisa mencium baunya.
Tak Gu akhirnya frustasi, dia melempar nampan roti dengan kasar. Mi Sun datang dan memungut roti-roti yang berserakan, memakan roti itu dan berkomentar,"Roti ini masih terasa gosong. Menurutku, adonanannya perlu difermentasi lebih lama". Tak Gu terkejut melihat kelakuan Mi Sun. Mi Sun kemudian mengambil adonan dari lemari fermentasi, meletakkannya di meja dan menaruh tangan Tak Gu di atas adonan itu.
Mi Sun menatap lurus mata Tak Gu,"Kau...bekerja lebih keras dalam membuat adonan melebihi siapapun siang dan malam selama dua tahun ini. Tanganmu akan mengingat latihan selama dua tahun tersebut Tak Gu. Tentu saja akan sulit untuk membuat roti karena kau tidak memiliki indra perasa lagi, tapi itu bukannya tidak mungkin. Jadi, bersemangatlah... oke?! Aku akan menjadi indra perasa dan penciuman-mu sebagai gantinya, oke?! Sampai kau kembali pulih", ucap Mi Sun menahan perasaannya. Tak Gu terpaku,"Mi Sun aa...". Mi Sun berkaca-kaca,"Tolong ijinkan aku melakukannya, aku akan merasa sangat bersalah padamu. Jika aku tidak meminumkan 'obat' demam itu, kau tidak akan berakhir dengan cara seperti ini. Aku merasa sangat bersalah, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan Tak Gu. Karena aku...".
Tak Gu akhirnya frustasi, dia melempar nampan roti dengan kasar. Mi Sun datang dan memungut roti-roti yang berserakan, memakan roti itu dan berkomentar,"Roti ini masih terasa gosong. Menurutku, adonanannya perlu difermentasi lebih lama". Tak Gu terkejut melihat kelakuan Mi Sun. Mi Sun kemudian mengambil adonan dari lemari fermentasi, meletakkannya di meja dan menaruh tangan Tak Gu di atas adonan itu.
Mi Sun menatap lurus mata Tak Gu,"Kau...bekerja lebih keras dalam membuat adonan melebihi siapapun siang dan malam selama dua tahun ini. Tanganmu akan mengingat latihan selama dua tahun tersebut Tak Gu. Tentu saja akan sulit untuk membuat roti karena kau tidak memiliki indra perasa lagi, tapi itu bukannya tidak mungkin. Jadi, bersemangatlah... oke?! Aku akan menjadi indra perasa dan penciuman-mu sebagai gantinya, oke?! Sampai kau kembali pulih", ucap Mi Sun menahan perasaannya. Tak Gu terpaku,"Mi Sun aa...". Mi Sun berkaca-kaca,"Tolong ijinkan aku melakukannya, aku akan merasa sangat bersalah padamu. Jika aku tidak meminumkan 'obat' demam itu, kau tidak akan berakhir dengan cara seperti ini. Aku merasa sangat bersalah, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan Tak Gu. Karena aku...".
Melihat Mi Sun menangis, Tak Gu tidak tega,"Ini bukan salahmu Mi Sun, benar-benar bukan. Aku baik-baik saja. Aku benar-benar baik", Tak Gu berusaha tegar di hadapan Mi Sun. Tapi Mi Sun mengerti kondisinya, dia berseru,"Tidak!! Kau Tidak Baik-Baik Saja!! Aku tahu hanya dengan melihat wajahmu. Kau mengalami masa sulit. Kau punya banyak masa sulit untuk bisa menangis. Kau baik-baik saja? Kau berpura-pura kalau baik-baik saja. Karena aku... Aku benar-benar minta maaf karena diriku... Tak Gu...", Mi Sun terisak. Tak Gu terharu, dia langsung memeluk Mi Sun, menenangkannya dan menahan air matanya sendiri,"Kau benar-benar cemas berlebihan. Aku sungguh baik-baik saja". Tangisan Mi Sun semakin kencang di pelukan Tak Gu... (hiks hiks.... co cweet banget mereka berdua...)
Ma Jun pulang ke PBB, saat di jalan dia melihat seorang kakek-kakek yang berdiri di depan bakery, lalu kakek itu melemparkan batu ke dalam bakery dan mengejutkan Nyonya Bos dan yang lainnya. Paman Gap Soo dan Jae Bok mengejar kakek itu, tapi kakek misterius itu langsung lari. Kakek itu berhenti sebentar ketika berpapasan dengan Ma Jun, tapi Ma Jun diam saja [kenapa Ma Jun ga ngejar kakek itu ya?]
Bos Yang memungut batu berbungkus kertas yang tadi dilempar oleh kakek misterius, kertas tersebut bertuliskan 'Geo Ja Pil Ban' [Dia yang pergi sudah kembali lagi]
Bos Yang langsung melaporkan kejadian di bakery pada kakek.
Kakek mengamati kertas itu dan berkata,"Dia yang pergi pasti akan kembali lagi". "Sepertinya ini lebih dari sekedar lelucon biasa. Mungkinkah orang itu sudah kembali lagi? Maksudku, Pak Choon Bae", Bos Yang mengemukakan kecurigaannya. Kakek langsung menyuruh Bos Yang untuk memelankan suaranya, kakek sebenarnya juga terlihat cemas.
Tak Gu menunggu Ma Jun di depan pintu kamar, saat Ma Jun datang, Tak Gu langsung menghentikan Ma Jun,"Ada sisa waktu lima hari sebelum kompetisi, benar?". "Lalu kenapa?", tanya Ma Jun ga ngeh. "Lakukan dengan baik", jawab Tak Gu. "Kau tidak menyerah?", Ma Jun bertanya meremehkan. "Tidak, aku tidak akan. Jika aku menyerah, kau menang. Jadi aku tidak bisa menyerah", tegas Tak Gu.
Kakek mengamati kertas itu dan berkata,"Dia yang pergi pasti akan kembali lagi". "Sepertinya ini lebih dari sekedar lelucon biasa. Mungkinkah orang itu sudah kembali lagi? Maksudku, Pak Choon Bae", Bos Yang mengemukakan kecurigaannya. Kakek langsung menyuruh Bos Yang untuk memelankan suaranya, kakek sebenarnya juga terlihat cemas.
Tak Gu menunggu Ma Jun di depan pintu kamar, saat Ma Jun datang, Tak Gu langsung menghentikan Ma Jun,"Ada sisa waktu lima hari sebelum kompetisi, benar?". "Lalu kenapa?", tanya Ma Jun ga ngeh. "Lakukan dengan baik", jawab Tak Gu. "Kau tidak menyerah?", Ma Jun bertanya meremehkan. "Tidak, aku tidak akan. Jika aku menyerah, kau menang. Jadi aku tidak bisa menyerah", tegas Tak Gu.
Ma Jun :"Apa?".
Tak Gu mendekati Ma Jun dan berhadapan dengannya,"Jika kau memukulku dengan cara begini, mungkin kau akan mencoba memukul orang lain dengan cara seperti itu lagi, Jadi...aku akan menunjukkan padamu kalau kau tidak bisa memukul orang seperti ini. Dengan begini, kau tidak akan lagi menggunakan langkah yang salah". Ma Jun mendengus sinis,"Maksudmu, kau akan mengajariku? hah?!".
Tak Gu menjawab tenang :"Bagaimana bisa seorang laki-laki sepertiku mengajarimu? Aku belajar lebih sedikit daripada kau. Aku tidak mengerti apapun dan aku tidak memiliki apapun. Tapi Ma Jun... bahkan jika tahu, aku tidak akan hidup seperti dirimu". Ma Jun tersinggung dengan ucapan Tak Gu, dia langsung mencengkeram kaos Tak Gu dengan kasar dan menatapnya tajam,"Kau... mau mati?". Tak Gu dengan berani menatap balik Ma Jun lebih tajam, melepaskan tangan Ma Jun dari kaosnya dan berkata tegas,"Berhenti membuatku benci padamu, Ma Jun. Aku tidak ingin melakukannya karena Presdir. Kkuronikka... gheumanae! [Jadi... berhentilah!] Tak masalah jika kau merebut Yu Kyung atau merusak indra perasa-ku, aku tidak akan menyerah. Inilah harga diriku". Setelah mengungkapkan isi hatinya, Tak Gu kemudian pergi meninggalkan Ma Jun [yang sepertinya terkesima dengan pendirian rivalnya itu].
(Waaa... hebat Tak Gu ya... suka-suka-suka... Love u Tak Gu ya... Fightingg aja aja fighhtiingggg)
(Waaa... hebat Tak Gu ya... suka-suka-suka... Love u Tak Gu ya... Fightingg aja aja fighhtiingggg)
Ma Jun geram, dia mengepalkan tangannya dan teringat kata-kata Jin Gu [Kau tidak akan pernah mengalahkan anak itu. Maksudku, dia bukan lawanmu Tae Jo. Karena itulah dia berbeda].
Tak Gu ternyata menuju dapur Pal Bong Bakery dan mulai berlatih dengan semangat baru. Tak Gu mengambil berbagai adonan yang sudah dia buat, meletakkannya di meja dan menyentuh adonan itu dengan lembut, merasakan adonan itu dengan tangannya... terngiang kata-kata Mi Sun [Kau...bekerja lebih keras dalam membuat adonan melebihi siapapun siang dan malam selama dua tahun ini. Tanganmu akan mengingat latihan selama dua tahun tersebut Tak Gu ya...] Tak Gu mencuil sedikit adonan itu, benar-benar merasakan dengan tangannya dan berkata yakin,"Ayo coba, sekali lagi!!"
Ma Jun yang masih berdiri di depan kamar juga bertekad,"Kau tidak akan pernah mengalahkanku. Tidak Akan Pernah!!".
Ma Jun yang masih berdiri di depan kamar juga bertekad,"Kau tidak akan pernah mengalahkanku. Tidak Akan Pernah!!".
Tak Gu berlatih membuat adonan dengan tangannya [tanpa mencium aromanya lagi] bersama Mi Sun. Mi Sun mengajarinya membuat adonan yang benar,"Adonan yang terbaik adalah yang tipis dan melar hingga cukup di tanganmu". Tak Gu mengambil adonan itu dan mempraktekan seperti apa yang Mi Sun bilang. Ma Jun juga berlatih dengan tidak mengandalkan indra perasanya saja, tapi juga indra penciumannya, dia merobek kertas catatan komposisi bahan yang ditulis oleh Tak Gu. [Ingat kan? saat rival couple masih bekerja sama, Tak Gu yang bertugas catat-mencatat]
Tak Gu membuat adonan dengan semangat dan Mi Sun yang [setia] menilai dan mencicipinya, jika masih belum berhasil, Tak Gu terus mengulang membuat adonan. Tak Gu belajar hingga malam, sampai-sampai Mi Sun ketiduran di meja. Tak Gu tersenyum melihat Mi Sun yang ketiduran, lalu dia memberikan bantalan handuk di kepala Mi Sun. (So sweett.... suka banget scene mereka berdua ^___^)
Tak Gu :"Tanganku menjadi bahagia. Mataku mulai bersenang-senang"
Ma Jun juga berlatih keras siang dan malam [sendirian], setiap kali gagal, dia kecewa dan membuang adonannya ke tempat sampah.
Tak Gu membuat adonan dengan semangat dan Mi Sun yang [setia] menilai dan mencicipinya, jika masih belum berhasil, Tak Gu terus mengulang membuat adonan. Tak Gu belajar hingga malam, sampai-sampai Mi Sun ketiduran di meja. Tak Gu tersenyum melihat Mi Sun yang ketiduran, lalu dia memberikan bantalan handuk di kepala Mi Sun. (So sweett.... suka banget scene mereka berdua ^___^)
Tak Gu :"Tanganku menjadi bahagia. Mataku mulai bersenang-senang"
Ma Jun juga berlatih keras siang dan malam [sendirian], setiap kali gagal, dia kecewa dan membuang adonannya ke tempat sampah.
Roti Tak Gu sudah jadi, Mi Sun mencicipinya lalu menggeleng menyesal,"Lagi". "Lagi?", tanya Tak Gu. Tak Gu kemudian membuat lagi rotinya, lagi dan lagi... (yang lucu, saat Tak Gu dengan kyutnya membalikkan topi keberuntungannya dan berlatih lagi dengan semangat, ga tau napa ko aku seneng aja ngeliatnya, wkwkwk...)
Mi Sun tersenyum senang melihat Tak Gu,"Tak Gu secara perlahan hidup kembali".
Mi Sun tersenyum senang melihat Tak Gu,"Tak Gu secara perlahan hidup kembali".
Ma Jun yang juga terus gagal, frustasi... dia keluar melampiaskan kesal dengan melempar topi kokinya dan duduk di kursi depan PBB. Ma Jun memeriksa sobekan kertasnya,"Apa yang salah, kenapa tidak mau bekerja? Apa tekanannya yang salah atau adonannya yang salah?", tanyanya pada diri sendiri.
Karena jengkel, Ma Jun lalu melemparkan kertas itu ke bawah. Ada seseorang yang memungut kertas Ma Jun dan membukanya, Ma Jun langsung merebut kembali kertas tersebut dari tangan orang itu. Ma Jun melangkah pergi, tapi dia berbalik dan terkejut melihat orang yang memungut kertasnya, ternyata si kakek misterius. Kakek misterius itu tersenyum menatap Ma Jun,"Ada rumor yang menyebut bahwa sedang ada kompetisi yang berlangsung di Pal Bong Bakery. Sepertinya, kau juga berpartisipasi dalam kompetisi itu. Roti macam apa yang kau buat sekarang? Apakah roti yang paling mengenyangkan sedunia, ataukah roti yang paling menarik sedunia?", tanya kakek itu. Ma Jun bertanya balik,"Kau siapa?". Kakek misterius :"Pernahkah kau mendengar Roti Bong? Aku adalah orang yang membuat Roti Bong". Ma Jun terkejut mendengar penuturan kakek misterius.
Karena jengkel, Ma Jun lalu melemparkan kertas itu ke bawah. Ada seseorang yang memungut kertas Ma Jun dan membukanya, Ma Jun langsung merebut kembali kertas tersebut dari tangan orang itu. Ma Jun melangkah pergi, tapi dia berbalik dan terkejut melihat orang yang memungut kertasnya, ternyata si kakek misterius. Kakek misterius itu tersenyum menatap Ma Jun,"Ada rumor yang menyebut bahwa sedang ada kompetisi yang berlangsung di Pal Bong Bakery. Sepertinya, kau juga berpartisipasi dalam kompetisi itu. Roti macam apa yang kau buat sekarang? Apakah roti yang paling mengenyangkan sedunia, ataukah roti yang paling menarik sedunia?", tanya kakek itu. Ma Jun bertanya balik,"Kau siapa?". Kakek misterius :"Pernahkah kau mendengar Roti Bong? Aku adalah orang yang membuat Roti Bong". Ma Jun terkejut mendengar penuturan kakek misterius.
Sementara itu, di kamarnya Kakek Bong sedang membuka-buka buku resep lamanya, ada tulisan pengarang buku tersebut 'Pal Bong dan Choon Bae'.
Ma Jun bertanya tidak percaya,"Apa yang baru saja kau katakan? Kau adalah orang yang membuat Bong Ppang [Roti Bong]?". Kakek itu membenarkan,"Ya, aku adalah orang yang membuat Roti Bong". Ma Jun mengira kakek misterius itu hanya mengaku-ngaku, jadi dia melangkah pergi masuk ke PBB. Tapi kakek itu menghentikan Ma Jun,"Yang kulihat tadi... sepertinya kau sedang membuat roti dengan fermentor alkohol. Apa kau ingin lolos tahap ini dengan roti tersebut? Aku akan memberitahumu, cara untuk lolos tahap ini. Sebaliknya... aku punya permintaan", kata Kakek itu membujuk Ma Jun. Ma Jun sepertinya tertarik dengan tawaran kakek misterius tersebut.
Ma Jun bertanya tidak percaya,"Apa yang baru saja kau katakan? Kau adalah orang yang membuat Bong Ppang [Roti Bong]?". Kakek itu membenarkan,"Ya, aku adalah orang yang membuat Roti Bong". Ma Jun mengira kakek misterius itu hanya mengaku-ngaku, jadi dia melangkah pergi masuk ke PBB. Tapi kakek itu menghentikan Ma Jun,"Yang kulihat tadi... sepertinya kau sedang membuat roti dengan fermentor alkohol. Apa kau ingin lolos tahap ini dengan roti tersebut? Aku akan memberitahumu, cara untuk lolos tahap ini. Sebaliknya... aku punya permintaan", kata Kakek itu membujuk Ma Jun. Ma Jun sepertinya tertarik dengan tawaran kakek misterius tersebut.
Yu Kyung pulang ke apatonya dan kaget mendapati Tak Gu sudah menunggu di depan apato, "Yu Kyung", panggil Tak Gu tersenyum. Tak Gu mendekati Yu Kyung dan bertanya,"Apa kau sudah makan?", Yu Kyung mengangguk. Dia lalu bertanya pada Tak Gu,"Apa yang membawamu ke sini? Bukankah besok adalah hari kompetisi?". Tak Gu membenarkan,"Ya... karena itulah aku datang. Aku pikir, aku harus bertemu denganmu sebelum kompetisi". Tak Gu lalu mengajak Yu Kyung untuk jalan-jalan. (Ya ampuunnn Tak Gu masih bisa tersenyum tuh) Mereka akhirnya jalan menuju Nam San Tower.
Sampai di Nam San Tower, Tak Gu memandangi jam di Nam San Tower itu. (kenangan yang pasti tak akan terlupakan oleh Tak Gu, menunggu selama 6 jam untuk bisa bertemu dengan wanita yang dia rindukan selama 2 tahun, nyeseekkk) Melihat Tak Gu yang diam saja, Yu Kyung membuka suara,"Tak Gu ya...".
Tak Gu sudah paham : "Tak apa... jangan merasa bersalah padaku Yu Kyung. Sebenarnya, aku datang untuk mengatakan ini padamu. Kau lebih pintar dariku, kau lebih tahu dariku jadi aku percaya bahwa kau sudah membuat pilihan yang akan membuatmu bahagia. Itulah yang kau lakukan, benar kan? Kau membuat pilihan yang akan membuatmu bahagia, benar?".
Yu Kyung mengangguk tertahan, menahan air matanya.
Sampai di Nam San Tower, Tak Gu memandangi jam di Nam San Tower itu. (kenangan yang pasti tak akan terlupakan oleh Tak Gu, menunggu selama 6 jam untuk bisa bertemu dengan wanita yang dia rindukan selama 2 tahun, nyeseekkk) Melihat Tak Gu yang diam saja, Yu Kyung membuka suara,"Tak Gu ya...".
Tak Gu sudah paham : "Tak apa... jangan merasa bersalah padaku Yu Kyung. Sebenarnya, aku datang untuk mengatakan ini padamu. Kau lebih pintar dariku, kau lebih tahu dariku jadi aku percaya bahwa kau sudah membuat pilihan yang akan membuatmu bahagia. Itulah yang kau lakukan, benar kan? Kau membuat pilihan yang akan membuatmu bahagia, benar?".
Yu Kyung mengangguk tertahan, menahan air matanya.
Tak Gu juga berkaca-kaca menahan kesedihannya, dia memaksa mulutnya untuk tetap tersenyum,"Itu sudah cukup. Mulai sekarang, jangan menoleh lagi ke belakang dan jangan merasa bersalah karena aku. Berpikir saja untuk menjadi bahagia mulai saat ini karena kau perlu untuk bahagia. Mengerti?". Yu Kyung mengangguk lagi, Tak Gu mengulurkan tangan ingin menyentuh muka Yu Kyung [sebenarnya mau menghapus air mata Yu Kyung sih], tapi niat itu diurungkannya. Akhirnya Tak Gu malah mengelus rambut Yu Kyung dengan sayang, dan berkata,"Kau benar-benar harus hidup dengan baik, mengerti? Berjanjilah padaku, kau akan menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini. Ya?". Yu Kyung tak sanggup mengucapkan apapun, jadi dia hanya mengangguk saja. Tak Gu :"Baik... sudah cukup, cukup sekarang". (Kyuu kenapa harus kau yang mengisi backsound scene ini? hiks hiks...)
Tak Gu tak bisa lagi menahan harunya, dia langsung pergi meninggalkan Yu Kyung . Tak Gu memaksakan diri untuk tersenyum meskipun hatinya [sangat sangat sangat] hancur,"Cukup sekarang... benar-benar cukup. Dia sudah berjanji padaku untuk menjadi orang yang paling bahagia di dunia, itu cukup. Sudah cukup".
Tak Gu berjalan dengan linangan air mata, suara hati Tak Gu : "Aku kira aku sudah mengatasi semua yang bisa kuatasi tapi ternyata masih ada lagi yang belum bisa kuatasi. Aku kira aku sudah terluka sebanyak aku bisa melukai orang, tapi ternyata hatiku masih merasa terluka".
(YU KYUNG BABOOOOO....pas episode ini aku sebel banget sama Yu Kyung, mian buat para Yu Kyung lovers... Arghhh....)
Yu Kyung terisak, hati Yu Kyung sebenarnya juga sakit, tapi dia sudah membuat keputusan yang tidak bisa dia tarik lagi. Akhirnya Yu Kyung berlari mengejar Tak Gu dan memeluknya dari belakang, memanggil-manggil Tak Gu, menangis di punggung Tak Gu. Tak Gu menangiss... (Sumpah, ga suka banget episode ini!! huft...)
Ma Jun melihat kertas pemberian kakek misterius [sebenarnya di ep ini belum dikasih tahu namanya siapa, tapi sudah jelas kalau dia adalah Kakek Choon Bae] dan teringat kata-kata Kakek Choon 'Jika kau melakukan ini, kau akan bisa lolos kompetisi besok'.
Tak Gu tak bisa lagi menahan harunya, dia langsung pergi meninggalkan Yu Kyung . Tak Gu memaksakan diri untuk tersenyum meskipun hatinya [sangat sangat sangat] hancur,"Cukup sekarang... benar-benar cukup. Dia sudah berjanji padaku untuk menjadi orang yang paling bahagia di dunia, itu cukup. Sudah cukup".
Tak Gu berjalan dengan linangan air mata, suara hati Tak Gu : "Aku kira aku sudah mengatasi semua yang bisa kuatasi tapi ternyata masih ada lagi yang belum bisa kuatasi. Aku kira aku sudah terluka sebanyak aku bisa melukai orang, tapi ternyata hatiku masih merasa terluka".
(YU KYUNG BABOOOOO....pas episode ini aku sebel banget sama Yu Kyung, mian buat para Yu Kyung lovers... Arghhh....)
Yu Kyung terisak, hati Yu Kyung sebenarnya juga sakit, tapi dia sudah membuat keputusan yang tidak bisa dia tarik lagi. Akhirnya Yu Kyung berlari mengejar Tak Gu dan memeluknya dari belakang, memanggil-manggil Tak Gu, menangis di punggung Tak Gu. Tak Gu menangiss... (Sumpah, ga suka banget episode ini!! huft...)
Ma Jun melihat kertas pemberian kakek misterius [sebenarnya di ep ini belum dikasih tahu namanya siapa, tapi sudah jelas kalau dia adalah Kakek Choon Bae] dan teringat kata-kata Kakek Choon 'Jika kau melakukan ini, kau akan bisa lolos kompetisi besok'.
Nyonya Seo minum-minum di kamarnya tak sabar menunggu hari esok. Sedangkan Kim Mi Sun juga masih terjaga di kediamannya,"Tak Gu... kumohon, kumohon kau baik-baik saja, kumohon Tak Gu ya...".
Sementara itu, Tak Gu juga menyiapkan mental untuk kompetisi esok.
Hari Kompetisi Tahap Kedua Tibaa....
Para kontestan berbaris di hadapan Kakek, Bos Yang dan para senior PBB. "Sesuai janji, hari ini adalah kompetisi tahap kedua. Apa kalian siap??", tanya Bos Yang. Sunyi, tak ada suara yang muncul, Bos Yang berseru,"Kenapa tidak ada jawaban? Apakah para kontestan sudah menghilang?". "TIDAK!!", seru ketiga saingan bersama-sama. Akhirnya mereka bertiga [Tak Gu, Ma Jun, Mi Sun] mulai membuat roti yang paling menarik sedunia. Kakek dan para senior [seperti biasa] mengamati dari awal sampai akhir langkah-langkah para kontestan.
Para kontestan berbaris di hadapan Kakek, Bos Yang dan para senior PBB. "Sesuai janji, hari ini adalah kompetisi tahap kedua. Apa kalian siap??", tanya Bos Yang. Sunyi, tak ada suara yang muncul, Bos Yang berseru,"Kenapa tidak ada jawaban? Apakah para kontestan sudah menghilang?". "TIDAK!!", seru ketiga saingan bersama-sama. Akhirnya mereka bertiga [Tak Gu, Ma Jun, Mi Sun] mulai membuat roti yang paling menarik sedunia. Kakek dan para senior [seperti biasa] mengamati dari awal sampai akhir langkah-langkah para kontestan.
Nyonya Seo bersiap-siap di kamarnya, berdandan dengan cantik. Sementara itu, Mi Sun juga sedang bercermin, siap-siap untuk menemui 'Tak Gu'.
Nyonya Seo menuju ke mobil, dia mengangguk pada Manager Han yang sudah menunggunya. Mi Sun juga masuk ke mobil, dengan di kawal oleh Dr. Yoon dari belakang. (ahjumma-ahjumma ini punya pengawal setia masing-masing)
Kembali ke PBB
Para kontestan sudah selesai membuat roti dan menyajikannya di meja, Paman Gap Soo tak bisa menahan diri untuk tidak mengomentari roti Tak Gu,"Aigooo Tak Gu ya... Kenapa kau membuat roti sekeranjang penuh? Kau minim dalam kualitas jadi kau mengandalkan kuantitas?". Tak Gu hanya senyum-senyum saja mendengar komen dari Paman Gap Soo. (yang memang biasanya terkesan meremehkan tapi ga lengkap juga kalo ga ada Paman Gosip eh Gap Soo ini, wkwkwkw... ^__^)
Bos Yang berdehem untuk menenangkan suasana karena kakek akan memulai penilaian.
Mi Sun giliran pertama
Kakek : Mi Sun, kau menerima syarat membuat roti tanpa menggunakan tepung. Bagaimana kau memecahkannya?
Mi Sun : Ya kakek. Jadi aku menggunakan tepung beras, bukan tepung. Kue yang terbuat dari tepung beras akan mudah hancur karena tidak mengandung gluten. Aku memanggang kue secara terpisah, aku mengurangi jumlah gula pada krimnya dan mengandalkan rasa manis yang melekat untuk membuat kue beras yang rendah kalori.
Bos Yang dan Mi Sun H2C menanti keputusan kakek, tapi akhirnya...Mi Sun LOLOS, Mi Sun sangat senang, Bos Yang juga bangga, Tak Gu pun ikut bahagia ^___^ (ngiler bener liat cakenya Mi Sun nih)
Tak Gu giliran kedua
Tak Gu menjelaskan dengan antusias : Aku menemukan semua makanan yang difermentasi, aku membuat adonan utama dan mencoba memanggangnya.
Bos Yang menanyakan makanan fermentasi apa saja yang dipakai Tak Gu. Tak Gu menjawab sambil menunjuk sekeranjang roti buatannya satu per satu,"Kimchi, Yogurt, Asinan, Anggur, Pasta Kedelai dan Makgeolli [anggur beras Korea]". Paman Gap Soo bahkan terkesima dengan pemikiran Tak Gu. "Lalu bagaimana hasilnya?", tanya kakek. "Ituuu... Gagal", jawab Tak Gu mantap, membuat semuanya terkejut. Paman Gap Soo langsung bertanya,"Jadi, apa maksud semua roti sekeranjang ini?"
Tak Gu :"Itu semua adalah roti gagal. Aku tidak mungkin bisa membuat roti tanpa ragi. Ketika aku memfermentasikannya dengan benar, adonannya membusuk. Dan jika aku memanggangnya sebelum difermentasi, maka rotinya akan gosong. Tetapi... saat aku menggunakan berbagai macam adonan ini ada sesuatu yang kutemukan. Kimchi dan Yogurt mengandung bahan yang sulit untuk membuat roti. Hal yang paling menakjubkan adalah pasta kedelai, jika adonannya diberi sedikit ragi maka akan muncul beberapa kemampuan fermentasi, aku akan tetap meneruskan eksperimen ini", kata Tak Gu sambil tersenyum senang.
Para kontestan sudah selesai membuat roti dan menyajikannya di meja, Paman Gap Soo tak bisa menahan diri untuk tidak mengomentari roti Tak Gu,"Aigooo Tak Gu ya... Kenapa kau membuat roti sekeranjang penuh? Kau minim dalam kualitas jadi kau mengandalkan kuantitas?". Tak Gu hanya senyum-senyum saja mendengar komen dari Paman Gap Soo. (yang memang biasanya terkesan meremehkan tapi ga lengkap juga kalo ga ada Paman Gosip eh Gap Soo ini, wkwkwkw... ^__^)
Bos Yang berdehem untuk menenangkan suasana karena kakek akan memulai penilaian.
Mi Sun giliran pertama
Kakek : Mi Sun, kau menerima syarat membuat roti tanpa menggunakan tepung. Bagaimana kau memecahkannya?
Mi Sun : Ya kakek. Jadi aku menggunakan tepung beras, bukan tepung. Kue yang terbuat dari tepung beras akan mudah hancur karena tidak mengandung gluten. Aku memanggang kue secara terpisah, aku mengurangi jumlah gula pada krimnya dan mengandalkan rasa manis yang melekat untuk membuat kue beras yang rendah kalori.
Bos Yang dan Mi Sun H2C menanti keputusan kakek, tapi akhirnya...Mi Sun LOLOS, Mi Sun sangat senang, Bos Yang juga bangga, Tak Gu pun ikut bahagia ^___^ (ngiler bener liat cakenya Mi Sun nih)
Tak Gu giliran kedua
Tak Gu menjelaskan dengan antusias : Aku menemukan semua makanan yang difermentasi, aku membuat adonan utama dan mencoba memanggangnya.
Bos Yang menanyakan makanan fermentasi apa saja yang dipakai Tak Gu. Tak Gu menjawab sambil menunjuk sekeranjang roti buatannya satu per satu,"Kimchi, Yogurt, Asinan, Anggur, Pasta Kedelai dan Makgeolli [anggur beras Korea]". Paman Gap Soo bahkan terkesima dengan pemikiran Tak Gu. "Lalu bagaimana hasilnya?", tanya kakek. "Ituuu... Gagal", jawab Tak Gu mantap, membuat semuanya terkejut. Paman Gap Soo langsung bertanya,"Jadi, apa maksud semua roti sekeranjang ini?"
Tak Gu :"Itu semua adalah roti gagal. Aku tidak mungkin bisa membuat roti tanpa ragi. Ketika aku memfermentasikannya dengan benar, adonannya membusuk. Dan jika aku memanggangnya sebelum difermentasi, maka rotinya akan gosong. Tetapi... saat aku menggunakan berbagai macam adonan ini ada sesuatu yang kutemukan. Kimchi dan Yogurt mengandung bahan yang sulit untuk membuat roti. Hal yang paling menakjubkan adalah pasta kedelai, jika adonannya diberi sedikit ragi maka akan muncul beberapa kemampuan fermentasi, aku akan tetap meneruskan eksperimen ini", kata Tak Gu sambil tersenyum senang.
Semua menyimak penjelasan Tak Gu baik-baik, Kakek berkomentar bangga,"Benarkah? Wajahmu kelihatan sangat bahagia". Tak Gu senyum-senyum saja mendengar komentar kakek.
Kakek lalu bertanya pada Ma Jun,"Dan Tae Jo, bagaimana hasilmu?"
Ma Jun menjawab yakin,"Aku berhasil membuat roti tanpa ragi, Guru". Tak Gu dan Mi Sun terkejut. Paman Gap Soo langsung memuji Ma Jun,"Benarkah? waahhh Bintang Pal Bong Bakery kita Seo Tae Jo tidak pernah mengecewakan". Kakek lalu menyuruh Ma Jun untuk menjelaskannya.
Ma Jun : "Ini adalah roti berbasis alkohol yang dibuat dengan makgeolli. Setelah membuat satu spesies makgeolli dengan ragi makgeolli, aku memfermentasikannya dan membuat roti. Dan sebagai isinya, aku menggunakan kacang merah yang terbaik".
Kakek lalu bertanya pada Ma Jun,"Dan Tae Jo, bagaimana hasilmu?"
Ma Jun menjawab yakin,"Aku berhasil membuat roti tanpa ragi, Guru". Tak Gu dan Mi Sun terkejut. Paman Gap Soo langsung memuji Ma Jun,"Benarkah? waahhh Bintang Pal Bong Bakery kita Seo Tae Jo tidak pernah mengecewakan". Kakek lalu menyuruh Ma Jun untuk menjelaskannya.
Ma Jun : "Ini adalah roti berbasis alkohol yang dibuat dengan makgeolli. Setelah membuat satu spesies makgeolli dengan ragi makgeolli, aku memfermentasikannya dan membuat roti. Dan sebagai isinya, aku menggunakan kacang merah yang terbaik".
Kakek menatap Ma Jun dengan tajam, Bos Yang lalu mengambilkan satu roti buatan Ma Jun untuk dicoba kakek. Kakek mencium bau roti tersebut dan sangat kaget, kakek menatap Ma Jun lebih dalam.
Sementara itu di luar, Kakek Choon tersenyum puas penuh dendam,"Bagaimana Pal Bong Hyungnim? Apa kau ingat rasa roti itu?".
Kakek bertanya kecewa,"Seo Tae Jo kau!! Benarkah ini resep yang kau buat sendiri?". "Ya", jawab Ma Jun mantap. Kakek semakin menunjukkan raut muka kecewa, semua heran dengan pandangan kakek yang menakutkan.
Kakek bertanya kecewa,"Seo Tae Jo kau!! Benarkah ini resep yang kau buat sendiri?". "Ya", jawab Ma Jun mantap. Kakek semakin menunjukkan raut muka kecewa, semua heran dengan pandangan kakek yang menakutkan.
Di tempat lain, Kim Mi Sun sudah sampai di Unamjung dan menunggu Nyonya Seo turun dari mobil. Saat akan masuk resto, Nyonya Seo melihat ke belakang [tepatnya melihat ke arah mobil Kim Mi Sun]. Di dalam mobilnya, Kim Mi Sun juga H2C menanti kedatangan 'Tak Gu'. Setelah Nyonya Seo masuk, ada sebuah taksi yang datang dan keluarlah seorang pemuda dari dalam taksi itu. Kim Mi Sun langsung mengira kalau pemuda itu adalah Tak Gu. Kim Mi Sun kemudian refleks turun dari mobil dan mengikuti 'Tak Gu' masuk ke resto. Dia melihat 'Tak Gu' masuk ke salah satu ruangan. Kim Mi Sun lalu bertanya pada pegawai resto [yang sepertinya juga suruhan Manager Han], pegawai resto itu menunjukkan suatu ruangan tempat janjian 'Tak Gu' dengan Nyonya dari Geosung.
Kim Mi Sun masuk ke ruangan resto itu perlahan, dia sangat gugup karena [merasa] akan bertemu dengan 'Tak Gu'. Saat membuka pintu, dia melihat pemuda itu dari belakang dan memanggil nama Tak Gu. Kim Mi Sun memegang pundak pemuda itu, pemuda itu menoleh, ternyata bukan Tak Gu! (ya iyalah, orang Tak Gu lagi kompetisi). Tiba-tiba Nyonya Seo muncul dari belakang dan berucap,"Kerja bagus, Asisten Nam". Kim Mi Sun terkejut karena sadar dia sudah dijebak.
Nyonya Seo mendekati Kim Mi Sun dan menyapanya,"Lama tidak bertemu. Ya, apa kau baik-baik saja?". Mami-mami itu berhadapan dan saling menatap tajam.
Kembali ke Pal Bong Bakery
Kakek sudah memutuskan,"Kim Tak Gu, Seo Tae Jo. Saat ini, aku akan memberikan keputusan akhir berdasarkan roti yang sudah kalian buat. Salah satu di antara kalian gagal dan yang lain lolos". Semua deg-deg an menunggu kakek, Ma Jun sudah yakin kalau dia yang akan lolos, karena dia berhasil sedangkan Tak Gu sudah pasrah. Kakek melanjutkan,"Orang yang gagal di tahap kedua ini adalah Seo Tae Jo KAU!!!".
Keputusan kakek membuat semua orang tercengang shock, terutama Ma Jun!
Kakek sudah memutuskan,"Kim Tak Gu, Seo Tae Jo. Saat ini, aku akan memberikan keputusan akhir berdasarkan roti yang sudah kalian buat. Salah satu di antara kalian gagal dan yang lain lolos". Semua deg-deg an menunggu kakek, Ma Jun sudah yakin kalau dia yang akan lolos, karena dia berhasil sedangkan Tak Gu sudah pasrah. Kakek melanjutkan,"Orang yang gagal di tahap kedua ini adalah Seo Tae Jo KAU!!!".
Keputusan kakek membuat semua orang tercengang shock, terutama Ma Jun!
Tubi kontinyuuuttt ^______________^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar