Baek Hyun membawa Hyun Jung masuk ke kelas. Teman-temannya cemas melihat mereka.
Guru membagikan soal ujian dan anak-anak berusaha mengerjakannya.
Guru Lee melihat mereka dari jendela.
Setelah selesai mengerjakan ujian, Hyun Jung tertidur. Badannya masih sangat panas sehingga Seok Ho menggendongnya kembali ke rumah sakit untuk beristirahat.
Guru Lee mengantarkan soal ke rumah sakit.
“Apakah kau masih berdarah?” tanya Guru Lee. Hyun Jung bingung, maka Guru Lee menambahkan, “Berdarah dari hatimu yang terluka? Tanpanya, kau tidak bisa hidup, bukan? Cinta adalah hal yang tidak berguna. Dia bukan satu-satunya laki-laki. Masih banyak orang lain yang akan mencintaimu. Jika kau tidak mencintai dirimu sendiri terlebih dahulu, maka tidak akan ada orang yang mencintaimu.”
Ujian yang kedua adalah matematika.
Anak-anak berpikir untuk mengerjakan soal. Ajaran Guru Cha terngiang di telinga mereka, seakan memberi tahu mereka apa yang harus dikerjakan.
Selanjutnya ujian Bahasa Inggris. Lalu Ilmu Pengetahuan.
Setelah menyelesaikan ujian Ilmu Pengetahuan, Chan Doo memeriksa jawabannya di pohon ingatan. Ternyata jawaban yang ia tulis salah karena Bong Goo salah menuliskan di pohon ingatan.
“Aku sudah belajar giat untuk mendapatkan nilai 100 di Ilmu Pengetahuan.” kata Chan Doo. “Karenamu aku jadi salah 2. Seharusnya aku tidak mempercayaimu dari awal.”
Baek Hyun membela Bong Goo. “Hong Chan Doo! Kau juga salah menuliskan di pohon ingatan!”
“Apa?! Pertanyaan yang mana?!” tanya Chan Doo.
“Kenapa kau berteriak padaku!” bentak Baek Hyun.
“Jangan bertengkar!” kata Bong Goo. “Ini semua salahku. Maafkan aku.”
Bong Goo hendak keluar dari kelas itu,namun mendadak Seok Ho masuk dan menyuruhnya masuk lagi. “Hong Chan Do, jika bukan karena Bong Goo, apakah kau akan bisa mengerjakan ujian dengan benar?” tanyanya. “Apakah kau mendapat hasil yang kau targetkan di ujian yang lain?” Ia berpaling pada anak-anak yang lain. “Tuliskan nilai kalian untuk masing-masing pelajaran. Aku akan mengumpulkannya dalam 5 menit.”
Soo Jung mengantarkan Hyun Jung pulang ke apartmennya. Hyun Jung mengatakan padanya bahwa ia bisa berjalan sendiri ke kamarnya, namun Soo Jung penasaran dan berpura-pura butuh ke toilet. Hyun Jung menyuruhnya menggunakan toilet umum di lantai dasar.
Nilai anak-anak hancur lebur. Total nilai Pul Ip 301, Chan Doo 302, Bong Goo 273, Baek Hyun 318, Hyun Jung 308. Seok Ho sangat kecewa. Tidak ada satupun yang mendekati target.
Seok Ho mengatakan bahwa anak-anak harus meningkatkan nilai di musim gugur.
Dengan lemah dan putus asa, Baek Hyun berkata, “Setelah musim gugur adalah musim dingin. Sedangkan ujian masuk diadakan di musim dingin.”
“Hwang Baek Hyun, kau masih belum sembuh penyakit yang serius.” kata Seok Ho. “Penyakit itu akan membuatmu tidak memiliki keyakinan. Jangan menyerah hanya karena nilai ini. Belajar keras, dan nilaimu akan meningkat pada musim gugur.”
Seok Ho memberikan hasil nilai para murid kelas khusus. Tidak satupun yang mendekati target, maka kelas khusus harus dibubarkan.
“Direktur, kau tidak benar-benar akan membubarkan kelas khusus, kan?” tanya Soo Jung. “Kau tahu mereka berusaha dengan sangat keras.”
Ma Ri ragu. “Aku akan memutuskan setelah berdiskusi dengan Kepala Sekolah.” katanya.
“Kelas khusus akan dibubarkan, seperti yang telah dijanjikan.” kata Seok Ho, kemudian memohon diri untuk pamit.
Soo Jung mengejar Seok Ho dan ngomel-ngomoel, tapi Seok Ho tidak menanggapi dan mengatakan bahwa murid-murid akan gagal.
“Kita tidak bisa mencampakkan mereka begitu saja!” kata Soo Jung.
“Aku sudah lama tidak mendengar kata-kata itu.” kata Seok Ho. “Ya, kita tidak boleh mencampakkan anak-anak. Dimulai dari Hyun Jung. Han Soo Jung, jangan menyerah pada Hyun Jung. Ini adalah misi terakhirmu.”
Jang Ma Ri melihat mereka dari jauh. Ia bingung pada Seok Ho. Ma Ri sudah bersedia untuk mendiskusikannya dulu dengan Kepala Sekolah, tapi kenapa Seok Ho malah meminta kelas khusus dibubarkan? “Masalahnya adalah… aku menyukainya.” gumam Ma Ri.
Ketika Hyun Jung sedang merapikan barang-barangnya, ia menemukan sebuah album foto ketika ia masih kecil. Ada foto ibu dan ayahnya di sana. Hyun Jung menangis.
Tiba-tiba bel berbunyi. Hyun Jung melihat di layar kamera, siapa yang datang. Ternyata Pul Ip.
“Ya?” jawab Hyun Jung.
“Kau ada di rumah?” tanya Pul Ip. “Kau tidak mengangkat ponselmu. Aku khawatir. Apa ada sesuatu yang terjadi?”
“Aku tidak apa-apa. Terima kasih. Jaga dirimu.” kata Hyun Jung tanpa membukakan pintu.
“Hyun Jung, tunggu!” seru pul Ip. “Ada apa? Kenapa kau tidak menceritakannya padaku?”
“Kenapa? Kenapa aku harus bercerita padamu?” tanya Hyun Jung.
“Karena kita teman.” kata Pul Ip, merasa bersalah.
“Teman? Aku berpikir, orang seperti aku tidak butuh teman. Sampai jumpa.” Hyun Jung mematikan layar kamera. “Maafkan aku.” gumam Hyun Jung seorang diri. “Aku tidak sanggup melihatmu, walaupun aku tahu ini salahku.”
Hyun Jung berbalik dan hendak menyalakan layar lagi. Tapi di sana Pul Ip sudah digantikan oleh boneka beruang yang dibawa Soo Jung.
“Guru Han?” gumam Hyun Jung.
Hyun Jung membukakan pintu. Di luar, Soo Jung sudah membawa sebuah boneka beruang besar dan sebuah koper.
“Aku datang ke kamar yang benar.” kata Soo Jung. “Teman sekamarku mengambil uang sewa kami dan kabur. Aku sudah berkeliling dan tidak menemukan tempat untuk menginap. Apakah aku bisa menginap di kamarmu selama beberapa hari?”
“Jangan.” kata Hyun Jung, melarang Soo Jung masuk. “Kau perhatian padaku hanya karena tugasmu sebagai seorang guru.” Hyun Jung menutup pintu, tapi Soo Jung menahan dengan bonekanya.
“Tugas?” tanya Soo Jung. “Apakah aku kelihatan seperti sedang bertugas? Kenapa kau selalu berusaha menyimpan semua masalahmu sendiri? Aku sedang memintamu untuk menerima bantuanku! Kenapa kau menghindari aku?”
“Tidak pernah ada orang yang membantuku.” kata Hyun Jung.
Soo Jung memaksa untuk masuk ke kamar Hyun Jung. Soo Jung keluar untuk mengambil kopernya, kemudian mengedipkan mata pada Pul Ip, yang bersembunyi tidak jauh dari situ.
Pul Ip berjalan pulang ke rumah. Sambil berjalan ia teringat kenangannya bersama Hyun Jung. Setelah sampai di rumah, ia mendengar ibunya bicara di telepon dengan kekasihnya.
Soo Jung tinggal di apartment Hyun Jung. Ia memasakkan beberapa jenis makanan untuknya. Hyun Jung mengatakan bahwa ia ingin pergi ke Busan, ke tempat sepupunya.
Soo Jung menyarankan padanya untuk pindah setelah ujian akhir. “Aku akan memasakkan makanan yang enak untukmu setiap hari.” bujuk Soo Jung.
Hyun Jung tidak mengatakan apa-apa.
Ma Ri mengajak Seok Ho minum di bar. Ia mengatakan tidak akan membubarkan kelas khusus dan tidak akan menyerahkan sekolahnya pada perusahaan Wang Bong, tapi… “Tapi, terima cintaku.” kata Ma Ri.
Seok Ho menoleh, menatap Ma Ri tajam. “Aku akan menolak cintamu Direktur.” kata Seok Ho. “Janji adalah janji. Bubarkan kelas khusus.”
“Karena janji atau… kau tidak menyukaiku?” tanya Ma Ri, shock.
“Keduanya.” kata Seok Ho cepat. “Aku yakin bahwa kau tidak akan melampiaskan kemarahan pada murid-murid karena masalah ini. Aku percaya kau adalah orang yang bijaksana dan adil. Aku pergi dulu.”
Ma Ri terpukul pada kata-kata Seok Ho.
Seok Ho pergi, menuju ke sekolah. Ia melihat ruang kelas khusus dan teringat kenangannya bersama murid-murid.
Keesokkan harinya, kelima murid datang dan melihat bahwa ruang kelas khusus di segel. Dipintu kelas itu tertulis bahwa kelas khusus dibubarkan. Murid-murid bisa kembali ke kelas umum.
Baek Hyun marah dan pergi untuk mencari Seok Ho. Bong Goo dan Chan Doo mengikutinya.
Ma Ri menyuruh Pul Ip dan Hyun Jung kembali ke kelas mereka yang dulu. Karena sudah terbiasa dengan kelas khusus, Pul Ip dan Hyun Jung merasa tidak nyaman berada di kelas itu.
Ma Ri juga kelihatan sangat marah dan kesal pada Soo Jung.
Baek Hyun, Chan Doo dan Bong Goo mencari Seok Ho kemana-mana, namun tidak menemukannya. Di rumahnyapun, Seok Ho tidak ada. Seok Ho juga mematikan ponselnya.
Mereka bertiga terpaksa kembali ke kelas lama.
Murid-murid lain meledek mereka. Baek Hyun melampiaskan kekesalan dengan memukuli murid-murid itu.
Jang Ma Ri juga mau menyerahkan sekolah itu ke perusahaan Wang Bong. Tinggal menandatangani surat, maka sekolah itu resmi menjadi milik Wang Bong.
Bong Goo diganggu oleh teman-teman sekelasnya. Ketika melihat pohon ingatan dimiliki Bong Goo, mereka menyobeknya.
“Aku bergadang semalaman untuk mengerjakan ini.” kata Bong Goo.
Chan Doo melihat kejadian itu dan meledak marah. “Hentikan!”
“Hong Chan Do, bodyguard-mu, Hwang Baek Hyun, sedang ada dalam masalah.” kata salah seorang dari mereka. “Kau harus tahu batasanmu.” Ia berpaling ke Bong Goo. “Ikut kami ke atap.”
Chan Doo menarik kerah kemeja mereka untuk melindungi Bong Goo. Namun mereka malah memukuli Chan Doo.
“Jangan pukul dia!” teriak Pul Ip. Murid itu menarik dan mencengkeram tangan Pul Ip.
Hyun Jung datang dan melemparkan sepatunya ke arah si murid. “Jangan pukul dia!” teriak Hyun Jung.
Terjadi perkelahian. Ma Ri datang dan menghukum ke empat anak murid khusus di depan ruang Kepala Sekolah
Di saat yang sama, Baek Hyun dan neneknya baru keluar dari ruang tersebut.
Baek Hyun terkejut melihat teman-temannya juga dihukum.
Soo Jung protes pada Ma Ri mengenai perlakuan yang dilakukan Ma Ri pada murid-murid kelas khusus. Ma Ri malah mengatakan pada Soo Jung bahwa ia akan memproses surat pengunduran diri yang dulu pernah diberikan Soo Jung.
Bong Goo berterima kasih pada Chan Doo karena telah melindunginya. Bong Goo menyerahkan pohon ingatan yang baru untuk Chan Doo. “Aku sudah memperbaiki yang kemarin dan sudah ku cek beratus-ratus kali.” katanya pada Chan Doo.
Chan Doo tersenyum. “Tidak apa-apa.”
Bong Goo meletakkan kertas itu di tas Chan Doo. “Aku membuatnya untukmu. Sampai bertemu besok.”
Baek Hyun melampiaskan kemarahannya dengan tinju. Ia teringat kata-kata Seok Ho, yang mengatakan bahwa kesuksesan atau kegagalan adalah hasil yang harus ditunjukkan. Tiba-tiba ia punya ide.
Chan Doo berkunjung ke butik ibunya. Di sana, ibunya menyuruh Chan Doo bersekolah di universitas di Amerika. Ketika berjalan keluar dari butik ibunya, Chan Doo mendapat sms.
Di tempat lain, Bong Goo membantu orang tuanya di restaurant. Ketika sedang melayani pelanggan, Bong Goo mendapat sms.
Saat Pul Ip sedang belajar di kelas, ia mendapat sms.
Saat Hyun Jung sedang belajar di rumahnya, ia juga mendapat sms.
Kelima murid kelas khusus berkumpul di gym, demikian juga Soo Jung.
Baek Hyun bilang bahwa ia ingin mereka membentuk kembali kelas khusus. Walaupun Chan Doo dan Hyun Jung ragu, namun akhirnya mereka semua setuju.
Di tempat lain, di sebuah spa, Seok Ho dan Guru Cha sedang mengerjakan sesuatu.
Seok Ho teringat ketika orang tua Bong Goo menceritakan sesuatu padanya. “Sekitar 3 bulan yang lalu, orang-orang dari perusahaan Wang Bong datang kesini untuk bertemu seseorang.” kata ayah Bong Goo. “Aku masuk ke ruangan untuk melayani mereka dan aku melihat sebuah kotak berisi uang.”
Rupanya Seok Ho sedang mengerjakan laporan tindakan ilegal yang dilakukan perusahaan Wang Bong.
Guru Cha khawatir pada anak-anak. Namun Seok Ho percaya bahwa anak-anak akan menyelesaikan masalah mereka. Dan dengan masalah ini, maka anak-anak akan sadar bahwa mereka sebenarnya anak-anak yang rajin dan pintar.
Setelah selesai dengan laporan itu, Seok Ho mengirimnya.
Murid-murid belajar bersama di sekolah, namun guru Ma Ri dan Kepala Sekolah selalu mengusir mereka dimanapun mereka belajar, di setiap sudut sekolah.
Seorang guru olahraga (entah namanya siapa) yang menyukai Soo Jung, ingin membantu mereka. Ia menyediakan sebuah ruangan berantakan yang penuh dengan seragam olahraga yang bau.
Setelah merapikan ruangan tersebut, mereka belajar di sana.
Hari ujian akhir semester pertama. Mereka belajar dengan kemampuan sendiri.
Ketika anak-anak sedang belajar di ruang olahraga, Ma Ri mengintip lewat pintu. Diam-diam, ia merasa kagum dan terharu oleh sikap mereka.
Soo Jung memergokinya. Ia bertanya pada Ma Ri, “Kenapa kau menjadi seperti ini? Kau tidak pernah begini sebelumnya.”
“Aku memang selalu begini.” kata Ma Ri angkuh.
“Apa karena Pengacara Kang?” tanya Soo Jung. “Kejarlah dia, dan jangan ganggu kami.”
Hasil ujian sudah keluar. Anak-anak mendapatkan nilai yang baik.
Kepala Sekolah meminta Ma Ri menandatangani surat penyerahan Byung Moon pada Wang Bong. Ma Ri ragu. Ia teringat perbincangan terakhirnya dengan Seok Ho. Dari jendela, ia bisa melihat kelima murid kelas khusus sedang bermain bersama di lapangan. Ia juga teringat saat kelima murid kelas khusus belajar dengan keras.
Akhirnya, Ma Ri tidak bersedia menandatangani surat tersebut.
Mendadak seorang guru masuk dan mengajak Ma Ri keluar. Di telivisi sedang ditayangkan berita mengenai skandal perusahaan Wang Bong.
Ma Ri lega. Kini, ia bisa mendapat alasan kenapa ia menolak menandatangani surat tersebut (jaga gengsi).
Soo Jung menyuruh anak-anak belajar keras dan melakukan perkemahan lagi. Mereka mendirikan kemah di dalam gym dan belajar di sana.
Ketika anak-anak sedang tidur, ada seseorang yang membuka pintu gym dan masuk. Suara langkah kakinya membuat anak-anak terganggu dan terbangun.
“Suara apa itu?” gumam Chan Doo.
Mereka menoleh. Seok Ho berdiri di sana.
“Apa yang kalian lakukan?!” serunya lantang. “Ujian semester tinggal sebentar lagi dan kalian malah tidur! Semuanya bangun!”
Seok Ho menyemprot mereka dengan air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar