Januari 16, 2011

[Sinopsis] God of Study Episode 16 (Final)

Rekap/Sinopsis God of Study Episode 16 Finale (Spoiler)

Soo Jung dan Seok Ho sangat cemas menunggu hasil yang didapatkan anak-anak.
Bong Goo keluar.
“Bong Goo…” ujar Soo Jung cemas.
Bong Goo hanya terdiam dengan wajah bengong. Tiba-tiba ia terjatuh lemas di lantai.
“Dia pasti sangat sedih.” kata Ma Ri.
Pul Ip keluar dan tersenyum. “Dia hanya sangat bahagia.” katanya. “Bong Goo… lolos.”
Soo Jung sangat senang dan memeluk Bong Goo.
“Lalu bagaimana denganmu?” tanya Seok Ho pada Pul Ip.
Pul Ip menunduk. “Aku lolos.” katanya.
Ma Ri dan Soo Jung berteriak senang. Seok Ho menarik napas lega.

Mereka masuk ke dalam untuk melihat hasil anak-anak yang lain.
“Na Hyun Jung.” panggil Seok Ho.
Hyun Jung menangis. “Aku tidak lolos.” katanya sedih.
Soo Jung memeluknya. Baek Hyun melihat Hyun Jung dengan sedih.
Ma Ri mengintip layar komputer Baek Hyun. “Lolos!” serunya spontan.
Baek Hyun melihat Hyun Jung.
“Selamat, Hwang Baek Hyun.” kata Seok Ho.
“Terima kasih.” kata Baek Hyun, menunduk memberi hormat.
“Baek Hyun, selamat.” kata Hyun Jung.
“Chan Doo…” Ma Ri menunggu Chan Doo bicara.
Chan Doo hanya diam dan tersenyum.
“Hong Chan Doo..” Seok Ho membantu Chan Doo bicara. “Tidak lolos ataupun gagal.”
Chan Doo menoleh menatap Seok Ho. Yang lainnya terkejut.
“Aku…” Chan Doo tersenyum. “Tidak mendaftar di Chun Ha.”
“Kau mendaftar ke sekolah yang berbeda?” tanya Ma Ri penasaran. “Sekolah yang lebih bagus.”
Chan Doo tersenyum dan menggeleng.
“Tidak.” jawab Chan Doo tanpa menjelaskan.
Seok Ho meminta mereka semua bubar dan menghabiskan waktu sendirian untuk beberapa saat.

Pul Ip meminta Chan Doo menemaninya.
“Kenapa?” tanya Chan Doo. “Bukankah Pengacara Kang mengatakan pada kita untuk menyendiri dulu?” Chan Doo tersenyum. “Tapi kau… sangat mengerti aku.”
“Baiklah, aku akan menemuimu lagi dalam satu jam.” kata Pul Ip, berjalan pergi.
“Pul Ip!” panggil Chan Doo. “Selamat. Sejujurnya, aku sangat senang kau bisa lolos. Aku benar-benar senang.”
Pul Ip tersenyum dengan mata berkaca-kaca. “Aku juga senang karena Hong Chan Doo memiliki keberanian.”
Chan Doo tersenyum.

Baek Hyun mengejar Hyun Jung. “Hyun Jung!” panggilnya.
Hyun Jung berusaha mengubah ekspresi sedihnya menjadi ceria. “Kenapa kau mengikuti aku?” tanyanya dengan nada ceria. “Sejujurnya, aku merasa sangat baik. Cepatlah temui nenekmu. Jika ia tahu kau diterima, ia pasti senang.”
“Apa kau baik-baik saja?” tanya Baek Hyun khawatir.
“Tentu saja.” kata Hyun Jung, tertawa. Ia mendorong Baek Hyun pergi. “Cepat pergi! Pergi!”
“Baiklah.” kata Baek Hyun. “Kita bertemu lagi nanti!” Baek Hyun berlari pergi.
Hyun Jung menangis. “Baek Hyun, selamat… Selamat.”

Orang tua Bong Goo sangat senang mengetahui anaknya diterima.
Nenek Baek Hyun juga sangat senang. Ia berteriak memberitahu semua orang yang lewat.

Keesokkan harinya, Chan Doo dan Hyun Jung menyampaikan perasaan mereka.
Dimulai dari Chan Doo.
“Aku tidak tertarik pada sekolah.” kata Chan Doo di depan kelas. “Jika aku adalah orang yang sama seperti satu tahun yang lalu, maka mungkin saja aku akan mendaftar ke sekolah yang bagus. Tapi kini tidak lagi. Aku sudah belajar bagaimana cara menjalani hidupku.”

“Sejujurnya, aku tidak pernah berpikir akan masuk ke universitas.” kata Hyun Jung. “Hanya berpikir tentang universitas saja, membuatku merasa tidak mungkin. Tapi sejak masuk kelas khusus, aku menjadi sadar bahwa aku ingin belajar dan masuk universitas. Aku belum tahu bidang pelajaran apa yang kuinginkan, tapi jika aku belajar satu tahun lagi, maka mungkin aku bisa menemukannya. Aku pasti bisa masuk ke universitas tahun depan.”

Seok Ho meminta Baek Hyun, Pul Ip dan Bong Goo menyiapkan essay, sementara Hyun Jung dan Chan Doo boleh pulang.
“Semangat!” ujar Hyun Jung menyemangati, walaupun sambil menangis.

Hyun Jung dan Chan Doo pergi ke karaoke berdua.
Saat Chan Doo menyanyi, diam-diam Hyun Jung menangis. Chan Doo sedih melihatnya.

Malam itu, Baek Hyun melihat website Universitas Tae Pyeong. Soo Jung mendekatinya.
“Sejujurnya, impianku adalah menjadi…”
“Seorang sokter.” kata Soo Jung menyelesaikan perkataan Baek Hyun.
“Sebelum masuk kelas khusus, aku telah banyak gagal dalam ujian.” kata Baek Hyun. “Tapi sekarang aku ingin mencobanya.”
“Karena Chun Ha tidak memiliki fakultas kedokteran, maka kau memilih Tae Pyeong, bukan?” tanya Soo Jung.
“Ya, tapi ada alasan yang lain.”

Chan Doo berbincang dengan kedua orang tuanya. Ia berkata bahwa ia ingin menjalankan hidupnya sendiri.
“Aku ingin menjalankan 1 tahun untuk melakukan apa yang kuinginkan.” kata Chan Doo.
“Lalu apa yang kau inginkan?” tanya ayahnya.
“Dance.” jawab Chan Doo.
Ayah dan Ibu Chan Doo terkejut mendengarnya. Ibu Chan Doo langsung mengambil barang-barang terdekat agar ayah Chan Doo tidak bisa melempar barang tersebut.
Chan Doo melanjutkan dengan yakin. “Jika kau memberiku waktu satu tahun untuk melakukan apa yang kumau, aku yakin aku bisa menemukan jawaban. Jadi, sampai aku bisa memutuskan, aku akan belajar dengan keras. Jika aku tetap tidak mau pergi ke universitas lagi, maka aku akan menemukan jalan lain.”
“Bagaimana jika kau tidak bisa memutuskan sampai 1 tahun?” tanya ayahnya.
“Aku akan memutuskan karena aku percaya pada diriku.” kata Chan Doo yakin.
“Aku akan memberimu izin.” kata ayah Chan Doo. “Tapi kau harus meninggalkan rumah ini. Kau akan pergi tanpa makanan dan tempat tinggal. Aku tidak akan membantumu.”
“Terima kasih, Ayah.”

Di apartmentnya, Hyun Jung melukis wajahnya sendiri.

Guru-guru Byung Moon menjadi sangat bersemangat membicarakan pendidikan.

Baek Hyun pergi ke Universitas Tae Pyeong untuk melakukan interview. Hyun Jung dan Soo Jung menemaninya. Sepertinya Tae Pyeong letaknya cukup jauh dari Seol karena mereka harus beli tiket dan naik bus malam.

Di Chun Ha, Pul Ip dan Bong Goo bersiap mengerjakan essay..

Di Tae Pyeong, Baek Hyun melakukan interview.

Beberapa hari kemudian,para guru kelas khusus mengucapkan selamat tinggal dan menyampaikan pesan/kesan dan petuah-petuah untuk anak-anak.
Semuanya berakhir dengan bahagia.

Hari Pengumuman Penerimaan Universitas Chun Ha.
Bong Goo dan Pul Ip duduk di depan komputer dan menuliskan nama dan nomor ujian mereka. Mereka berdua lolos. Murid-murid di sana ikut bersorak-sorak senang.

Hari Pengumuman Penerimaan Universitas Tae Pyeong.
Baek Hyun mencari nomor ujiannya. Ia juga lolos.
“Selamat!” seru Hyun Jung, Pul Ip, Chan Doo dan Bong Goo senang.

Di Byung Moon, Seok Ho mengucapkan selamat tinggal pada para guru dan para murid kelas khusus.
“Selama satu tahun ini, kalian selalu kumarahi, selalu bertengkar satu sama lain.” kata Seok Ho. “Semua pembelajaran ini bukan hanya membantu kalian agar bisa masuk ke universitas, tapi jika kalian belajar dengan keras, maka kalian akan bisa meraih segalanya. Tidak penting apakah kalian bisa masuk Chun Ha atau tidak,karena kini kalian sudah memiliki kekuatan untuk bertahan hidup di dunia yang keras ini. Kalian semua berhasil. Kalian semua adalah… orang-orang yang hebat.”
Mereka mendengarkan pidato Seok Ho dengan mata berkaca-kaca.
“Terima kasih untuk segalanya.” kata Seok Ho. “Aku akan pergi sekarang.”
Seok Ho berjalan keluar. Soo Jung dan kelima anak kelas khusus mengejar.
“Dari awal kau selalu sangat egois!” seru Soo Jung. “Lalu bagaimana dengan sekolah ini?”
“Sekolah ini memiliki Guru Han Soo Jung dan guru-guru hebat yang lain.” kata Seok Ho.
“Bukan itu maksudku.” kata Soo Jung, menangis.
“Guru Han Soo Jung, kau adalah orang yang hebat.” kata Seok Ho. “Aku minta maaf karena menyebabkan banyak masalah padamu. Ah, kau mungkin akan merindukan aku. Jika tahun ini 10 murid bisa masuk ke Chun Ha, maka aku akan kembali.”
Seok Ho pergi. Anak-anak mengejarnya.
“Paman!” teriak mereka, menangis. Seok Ho tidak menoleh.
“Guru!” teriak Baek Hyun. Seok Ho berhenti.
“Sudah kukatakan aku bukan gurumu!” seru Seok Ho. Seok Ho melambaikan tangannya.
“Guru!” teriak anak-anak. “Guru!”

Guru-guru SMA Byung Moon mengubah cara mengajar mereka.

Bong Goo dan Pul Ip belajar di Chun Ha.

Chan Doo mengembangkan bakatnya dalam bidang dance.

Hyun Jung mengembangkan bakat melukisnya.

Baek Hyun belajar kedokteran di Tae Pyeong.

Seok Ho menjadi pengacara. Kini banyak pelanggan yang datang. Walaupun pelanggan itu miskin, namun Seok Ho tetap menerima mereka.
Seorang pengantar mie datang untuk mengantarkan pesanan Seok Ho.
“Taruh disitu.” kata Seok Ho tanpa menoleh.
Pengantar itu mengantarkan makanan, namun bukan mie, melainkan makanan yang bergizi. Seok Ho menoleh dengan bingung.
“Kurasa itu bukan pesanan kami.” kata Seok Ho.
Pengantar itu mendongak. Ternyata ia adalah Baek Hyun. “Ini adalah hadiah yang kuberikan pada guruku.” kata Baek Hyun, tersenyum.

~~~~ THE END ~~~~
http://princess-chocolates.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
"...감사합니다 gamsahabnida..."


"Kalo Tulisannya tidak terbaca/kelihatan, di sorot aja ya!!!"

Cute Polka Dotted Pink Bow Tie Ribbon



Gratisan Musik